Breaking News:

'Sudah Diuji' Menkes Budi Temukan Obat Tangani Gagal Ginjal Akut Anak, Didatangkan dari Singapura

Kementerian Kesehatan mendatangkan obat dari Singapura untuk penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak.

Metropolis Healthcare
Ilustrasi ginjal - Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kementerian Kesehatan mendatangkan obat dari Singapura untuk penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak hingga kini heboh menjadi perbincangan.

Pasalnya banyak korban meninggal dunia akibat penyakit misterius tersebut.

Kini Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan Kementerian Kesehatan mendatangkan obat dari Singapura untuk penyakit gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak.

"Sekarang sudah ditemukan obatnya, RSCM sebagai tim ahli ginjal nasional, kita datangkan obatnya dari Singapura," kata Budi kepada wartawan, Jumat (21/10/2022).

Obat asal Singapura tersebut telah dicoba dan diberikan kepada 6 pasien, di mana hasilnya 4 pasien mengalami respons positif atas obat tersebut.

"Sudah tiba kita coba dari 6 pasien, 4 positif responsif. Jadi obat ini begitu kita lihat responsnya positif,"kata Budi.

Berkenaan dengan itu Indonesia akan mendatangkan lebih banyak obat serupa dari Singapura untuk disebar ke seluruh rumah sakit.

Menkes juga memastikan obat untuk penyakit gagal ginjal akut yang didatangkan dari Singapura tersebut telah teridentifikasi aman bagi tubuh.

Baca juga: VIRAL Senyum Terakhir Melody Sebelum Meninggal Kena Gagal Ginjal Akut, Bertahan Meski Lemas & Pucat

Baca juga: Ginjal Akut di Indonesia, Menkes Ungkap Dugaan Besar karena Konsumsi Obat Sirup, Ini Penjelasannya'

Etilen Glikol (EG) CH2OH2 salah satu zat yang disebut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dari tiga zat kimia berbahaya pada pasien balita penderita gangguan ginjal akut.
Etilen Glikol (EG) CH2OH2 salah satu zat yang disebut Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) dari tiga zat kimia berbahaya pada pasien balita penderita gangguan ginjal akut. (products.pcc.eu)

Terlebih kata dia, kerja obat tersebut dalam tubuh memunculkan reaksi positif terhadap 4 dari 6 pasien yang alami penyakit gagal ginjal akut.

"Obat-obatan sudah teridentifikasi dan sudah kita tes dalam sampel tertentu aman dan relatif aman sekarang," kata Menkes Budi.

Sejauh ini kata Budi, ada sebanyak 20 provinsi yang teridentifikasi punya kasus penyakit ginjal akut pada anak-anak.

"Kita datangkan dalan cukup besar sehingga diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi balita kita kalau misal terkena racun ini," tuturnya.

"Kita akan segera datangkan dalam jumlah cukup banyak untuk bisa disebarkan di seluruh RS karena ini kejadiannya sudah teridentifikasi di 20 provinsi di seluruh RI dengan total lebih dari 200 kasus," tambah Menkes.

Rumah Ginjal

Menkes juga menyebut tenaga kesehatan dikerahkan mendatangi rumah anak yang
alami gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI).

Ternyata didapati obat- obatan yang punya kandungan senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).

Senyawa tersebut yang diduga jadi penyebab gangguan ginjal akut pada anak- anak.

"Kita mau lakukan cepat kita datangi rumahnya, oh ada senyawanya.

Ternyata rusaknya gara-gara senyawa ini.

Kita lihat rumahnya apakah ada obat yang mengandung EG-DEG, kita ambil dan kita tes ternyata ada," kata Menkes Budi.

"Jadi sebagian besar dari obat-obatan yang kita ambil, ada itu senyawa berbahaya yang namanya Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG)," tuturnya.

Ginjal Akut di Indonesia, Menkes Ungkap Dugaan Besar karena Konsumsi Obat Sirup, Ini Penjelasannya

Dugaan terbesar penyakit gangguan ginjal akut pada ratusan anak di Indonesia diungkap oleh  Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Diungkapkan Menkes Budi Gunadi, dugaan terbesar penyakit gangguan ginjal akut pada anak yakni konsumsi obat sediaan sirup.

Hal itu berdasarkan penelitian yang dilakukan pihaknya.

Dari ginjal pasien ditemukan tiga zat berbahaya yakni etilen glikol/ethylene glycol (EG), dietilen glikol/diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).

"Jauh lebih pasti dibandingkan sebelumnya, karena memang terbukti ini ada di anak anak.

Didarah anak terbutki mengandung senyawa ini," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (21/10/2022).

Selain itu, ditemukan pula rusaknya ginjal karena senyawa berbahaya tersebut.

"Kita sudah ambil biopsi rusaknya ginjal konsisten dengan akibat senyawa ini," imbuhnya.

Sebelumnya, pihaknya telah mendatangi 156 rumah pasien gangguan ginjal dan menemukan 102 obat sediaan sirup dari rumah pasien yang mengandung senyawa tersebut.

"Walaupun belum 100 persen tahu mana berbahaya dan tidak, 75 persen sudah tau kira-kira ini sebabkan apa, maka larang diresepkan, dan larang juga untuk dijual," ujar dia.

Baca juga: Bayi di Bantul Meninggal karena Gagal Ginjal Akut Misterius, Sang Ayah Pilu: Obat-obatan Tak Pernah

Baca juga: PENJELASAN Gagal Ginjal Akut yang Tewaskan Sejumlah Anak Gambia & Cara Mudah untuk Mencegah

Ilustrasi Obat Sirup
Ilustrasi Obat Sirup (Istimewa)

Berdasarkan data per 21 Oktober 2022 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia sebanyak 241.

Kasus tersebut tersebar di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus yang ada.

"Ini terjadi peningkatan mulai bulan Agustus. Jadi meninggal karena gangguan ginjal ini normal selalu terjadi cuma jumlahnya kecil sebulan satu dua nggak pernah tinggi," kata Menkes.

Bayi di Bantul Meninggal karena Gagal Ginjal Akut Misterius, Sang Ayah Pilu: Obat-obatan Tak Pernah

Seorang balita meninggal dunia di Kapanewon Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta karena gagal ginjal akut misterius.

Meninggalnya sang balita membuat keluarga berduka, terlebih meninggalnya misterius.

Yusuf Maulana (44) sang ayah menceritakan kronologi kejadian meninggalnya bayi perempuannya berinisial ET, yang usianya baru 7 bulan lebih 2 hari pada 25 September 2022 lalu.

ET merupakan anak kelima yang lahir normal 23 Februari 2022.

Bahkan, sudah vaksin sesuai arahan, grafik pada tabel Kartu Menuju Sehat (KMS) pun selama ini juga baik, dan tidak pernah ada riwayat sakit.

"Anak saya dipanggil (meninggal) pada 25 September.

Termasuk kasus yang sangat cepat," kata Yusuf, kepada wartawan di Kapanewon Banguntapan, Bantul, pada Kamis (20/10/2022).

Baca juga: PENJELASAN Gagal Ginjal Akut yang Tewaskan Sejumlah Anak Gambia & Cara Mudah untuk Mencegah

Baca juga: 3 Zat Berbahaya Diyakini Akibatkan Balita Menderita Gagal Ginjal Akut, Kemenkes: Terdeteksi!

Selama ini, anaknya hanya mengkonsumsi ASI dan makanan pendamping asi (MPASI) di bulan September.

MPASI yang dikonsumsi pun merek umum dan mengonsumsi buatan sendiri.

Kondisinya masih baik saja saat dibawa ibunya berkegiatan di sekitar rumahnya pada 16 September 2022 lalu.

Kondisi ET mulai demam, ditambah tatapan kosong pada 17 September 2022 lalu.

Saat itu juga dia merasakan air kencing anaknya mulai menurun, dan sempat berpikir jika itu karena produksi ASI ibu sedang tak terlalu banyak.

"Belum ada gejala kejang yang panjang. Jadi, kami anggap ini deman biasa tertular sama kakak-kakaknya," kata dia.

Yusuf mengatakan, sehari setelahnya, anaknya mulai kejang mulai meningkat pada 18 September 2022 lalu. Namun, dia masih mau MPASI.

19 September 2022 kejang semakin panjang, MPASI tetap lahap.

Yusuf yang saat itu menilai anaknya dehidrasi, dan memberikan susu formula (sufor) untuk pertama kali.

"Anak kami hanya mencret hari Senin jam 3 sore kali pertama dikasih sufor," kata dia.

Masih di hari itu, Yusuf membawa bayinya ke klinik di Sedayu.

Lalu disarankan dibawa ke rumah sakit, dan akhirnya dibawa ke RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, karena jaraknya relatif dekat.

Saat itu, kondisi ET terus menurun dan dokter seingat Yusuf, menyebut fungsi paru-paru anaknya menurun.

Oleh dokter, disarankan untuk ke RSUP dr Sardjito, namun karena PICU masih mengantre, ET dibawa ke PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Di sana ET dirawat di inkubator.

Pada 20 September 2022 akhirnya ET dibawa ke RSUP Dr Sardjito.

Namun, kondisinya semakin menurun dan ternyata sejumlah organ sudah menurun fungsinya.

"Anak saya paru dulu, tapi sisanya kena semua, liver, saraf, dan pastinya ginjal.

Dokter lumayan kooperatif saat menangani anak saya.

Dokternya ada dokter saraf, dokter organ dalam, dokter anak," kata Yusuf.

Yusuf menceritakan, tubuh mungil ET dipasang sejumlah alat bantu, dan sang anak sudah tidak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal dunia pada 25 September 2022.

Rumah sakit mendiagnosa penyakitnya adalah acute kidney injury (AKI) atau gagal ginjal akut.

Yusuf mengatakan, pasca meninggalnya ET rumah sakit mentracing penyakit keluarganya.

Tidak ada riwayat Covid-19, dan tidak mengkonsumsi sirup paracetamol.

"Ibunya saja yang kalau dikaitkan parasetamolnya berupa tablet.

Itu pun juga sebelum tanggal 16 September.

Obat-obatan tidak pernah.

Riwayat keluarga besar kami alhamdulillah bagus tidak ada penyakit ginjal dan sebagainya.

Dan dokter menyatakan secara fair ini misterius," kata dia.

Dia menuturkan, penurunan kesehatan anak yang diduga menderita AKI cukup cepat.

"Secara umum seperti itu sangat cepat banget ininya menyerangnya. Itu saya kira jam demi jam itu sangat berharga karena penurunannya drastis banget," kata dia.

(Tribun Network/ais/dan/rin/wly)(Tribunnews/ Rina Ayu Panca Rini)(Kompas/ Markus Yuwono)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Datangkan Obat dari Singapura Tangani Penyakit Gagal Ginjal, Menkes Budi: Sudah Uji Coba dan Menkes: Dugaan Terbesar Gangguan Ginjal Akut di Indonesia karena Konsumsi Obat Sirup dan di Kompas.com dengan judul "Bayi di Bantul Meninggal karena Gagal Ginjal Akut Misterius, Ini Cerita dari Sang Ayah"

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
MenkesBudi Gunadi Sadikingagal ginjal akutSingapura
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved