Breaking News:

Berita Viral

Jadi Korban Penipuan Online, 20 WNI Disekap di Myanmar, Disiksa, Diperbudak, dan Diperjualbelikan

Nasib kurang beruntung dialami 20 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disekap di Myanmar.

Editor: Eri Ariyanto
Kompas.com
Jadi korban penipuan online, 20 WNI disekap di Myanmar 

Pelaku penyiksaan menggunakan alat setrum, rotan, dan pipa untuk menghajar para korban. "Luka mereka sudah bukan lebam memar berwarna biru, tapi sudah berwarna hitam keunguan. Mengerikan," tambahnya.

Para pelaku penyiksaan yang berkomunikasi menggunakan bahasa China juga mulai menyiksa pekerja perempuan dengan hukuman "setrum, rambut dijambak, diseret."

Cara kerja yang sama dengan "jagal babi"

Cara kerja yang sama dengan
Cara kerja yang sama dengan "jagal babi" (Kompas.com)

Rosa adalah saudara sepupu NIS yang tinggal di Jakarta. Ia berkomunikasi secara intensif dengan NIS, dan terakhir berkontak pada Jumat pagi (28/4/2023).

"Sekarang posisinya benar-benar disekap, karena mereka sudah mogok kerja. Jadi sudah lima hari ini mereka tidak makan dan minum, tapi memang ada bantuan dari orang-orang kerja setempat yang kadang membantu," kata Rosa—bukan nama sebenarnya.

Rosa menambahkan, sepupunya sekarang berada di bangunan berlantai lima. Di kawasan tersebut terdapat sekitar empat gedung serupa. "Dalam satu gedung itu terdapat beberapa perusahaan," katanya.

Dalam cerita NIS kepada Rosa, ia bekerja menjerat korbannya dengan asmara untuk diarahkan kepada investasi palsu.

"Kayak lewat kripto, harus deposit ke tempat judi online, tapi sebenarnya websitenya nggak ada," katanya yang membenarkan ini sebagai cara kerja penipuan online dengan metode 'jagal babi'.

Baca juga: GEGER Penemuan Mayat WNI di Dalam Koper, Jasad Terlihat Mengenaskan, Hilang Sejak Desember

Sebelumnya, investigasi BBC mengungkap sindikat penipuan online dengan memikat korbannya melalui asmara di Kamboja. Mereka pun merekrut tenaga kerja asal China.

Para pekerja disiksa dengan cara dipukul, disetrum, diikat jika tidak memenuhi target mendapatkan mangsa apa yang disebut penipuan online 'jagal babi'. BBC menduga sindikat di Kamboja itu dijalankan pengusaha lokal, Kuong Li, yang memiliki bisnis kasino hingga perhotelan.

Menurut Rosa, ada kemungkinan jaringan 'jagal babi' di Kamboja juga ada di Myanmar karena bebas dari razia penegak hukum.

"Sindikat penipuan online itu sangat diuntungkan kalau perang saudara terus terjadi," kata Rosa.

Rosa sengaja membuat akun IG @bebaskankami dalam satu bulan terakhir, untuk mencari perhatian dari warganet termasuk pihak berwenang.

Dalam sebuah video terakhir yang diunggah @bebaskankami, tampak belasan orang dalam satu ruangan dengan wajah putus asa. Mereka memohon kepada Presiden Jokowi, politisi dan tokoh berpengaruh di Indonesia, "tolong pulangkan kami".

Dalam testimoni korban lainnya juga menyebutkan adanya "korban kejang-kejang karena siksaan."

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari inipenipuan onlineWNIdisekapMyanmarChina
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved