Berita Kriminal
NESTAPA Kakak Beradik di Medan Dibekap & Dibotaki Tetangga, Dituduh Jadi Wanita Simpanan Pak Haji
Dua wanita yang merupakan kakak beradik di Medan dibekap dan dibotaki tetangganya sendiri setelah dituduh menjadi simpanan Pak Haji.
Editor: Dika Pradana
Dan tak lama, pria itu pun tiba tiba mendatangi kedua kakak beradik tersebut.
Baca juga: PENDERITAAN Wanita yang Alergi Terhadap Pacarnya, Selalu Kesakitan Setelah Bertemu: Tanda Selingkuh?

"Kami bertemu hanya kebetulan saja, ceritanya kami pergi jalan. Habis itu dia (Sailendra) nelfon kami, kalian dimana. Kami jawab lah, kami di kebab samping Sri Kandi,"katanya.
"Gak lama mobil dia (Sailendra) pun masuk dekat kami, dia pun menghampiri kami. Dia nanya kami dari mana, kami jawab bahwa kami dari Wiego beli bendo. Kakakku (Widya Isna) pun nanya Bapak dari mana, dibilangnya dari Irian,"Sambungnya.
Dikatakannya, saat mereka hendak pulang kerumahnya, tiba tiba pria itu memberikan uang sebesar Rp. 400ribu,dengan alasan untuk uang jajan.
"Kami nunggu adzan magrib sambil nunggu kebab masakan kami, pas kebab kami sudah masak. Kami pulang dan di kasih uang jajan sama dia (Sailendra) Rp. 400 ribu," Ujarnya.

Sementara itu, Widya Isna (30) mengatakan setelah pertemuan dengan pria tersebut, keesokan harinya ia pun dipanggil istri dan anak anak pria itu kerumah Sailendra,untuk menjelaskan pertemuan kakak beradik itu dengan Sailendra.
"Kami sudah jelaskan sama Istri Haji Len, bahwa kami tidak ada mempunyai hubungan khusus." jeelasnya.
"Kami sudah bilang bahwa kami kebetulan jumpa di jalan, sudah kami terangkan sejujurnya bahwa memang kami ada jumpa di jalan," ujarnya lagi.
Namun setelah menceritakan kejadian yang sebenarnya kepada istri dan anak Sailendra, Widya dan Fitria pun mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari para pelaku.
Dimana rambut keduanya di pangkas hingga botak oleh para pelaku.
"Sudah kami terangkan semua, tapi kenapa kami mendapatkan perlakuan dan penganiayaan seperti ini, bahkan itu terjadi di rumah dia, dengan pintu dikunci,"ungkapnya.
"Sudah kami jelaskan pun kami tidak tahu, kan kalau kami salah mana berani kami datang, kalau kami memang ada punya hubungan khusus ngapain kami jumpa di depan pasar, gak di situ tempatnya," Lanjutnya.
Kejadian itu pun dilaporkan Widya dan Fitria ke Polres Pelabuhan Belawan, karena menurut keduanya, mereka tidak merasa bersalah.
Keduanya merasa telah dirugikan harkat dan martabatnya oleh pelaku.
"Karena gak adalah kami salah, makanya kami di panggil dengan polosnya datang. Bahkan berapa kali kami datang, bahkan sempat menunggu biar ceritanya itu clear." tegasnya.
Sumber: Tribun Medan
Kabar Ronald Tannur, Aniaya Pacar hingga Tewas di Jatim, Kini Dapat Remisi, Belum Setahun Dipenjara |
![]() |
---|
Kejamnya Bripda Alvian, Kuras Rekening Putri Apriyani hingga Bakar Pacar di Indramayu, Pelaku Kabur |
![]() |
---|
3 Bulan Diteror, Dea Permata Lapor Polisi Tapi Diabaikan, Kini Dibunuh di Purwakarta, Sempat Curhat |
![]() |
---|
Skenario Keji Hanafi Pembunuh Tiwi Pegawai BPS Halmahera, Balas WA, Tulis Soal Depresi di X Korban |
![]() |
---|
Update Kasus Pembunuhan Penjual Gorengan Nia Kurnia di Sumbar, Pelaku Dihukum Mati, Tak Minta Maaf |
![]() |
---|