Dibantah KERAS! Tuduhan Israel pada Hamas Pakai Rumah Sakit sebagai Tempat Penyimpanan Bahan Militer
Hamas bantah klaim Israel soal markas bawah tanah itu dapat menjadi alasan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk mengebom rumah sakit itu.
Editor: Sinta Manila
Perusahaan teknologi Roboteam yang berbasis di Israel telah mengembangkan IRIS, sebuah drone kecil yang dapat dilempar dan dapat digerakkan dengan roda besar melalui remote control.
Beberapa perangkat mungkin dipasangi bom sehingga jika ada musuh yang terlihat, pengontrolnya dapat meledakkan bahan peledak.
Bersamaan dengan IRIS, mereka telah mengembangkan MTGR, sebuah “robot darat taktis mikro” yang dapat menaiki tangga dan dirancang untuk dioperasikan oleh tentara di gedung-gedung dan gua.
John Spencer, mantan mayor AS yang memimpin studi peperangan perkotaan di Modern War Institute di West Point, mengatakan pertempuran bawah tanah “lebih seperti pertempuran di bawah air daripada pertempuran di dalam gedung”.
“Tidak ada sesuatu pun yang digunakan di permukaan yang bekerja dengan cara yang sama atau dengan efisiensi yang sama di bawah tanah."
“Peralatan khusus diperlukan untuk melihat, bernapas, bernavigasi, memetakan ruang, berkomunikasi, dan menggunakan alat-alat mematikan.”

Menargetkan terowongan dapat membahayakan nyawa warga sipil
Hamas telah mengintegrasikan peperangan bawah tanah ke dalam strategi militernya.
Terowongan tidak lagi hanya sekedar tempat perlindungan atau persembunyian, tapi merupakan bagian dari rencana yang lebih luas untuk mempersiapkan lahan untuk menyergap pasukan Israel di atas.
Banyak di antara terowongan itu berada di bawah bangunan sipil, di mana titik masuk dan keluarnya berada di tempat tinggal dan bangunan non-militer.
Terowongan “standar” memiliki tinggi sekitar 2m dan lebar 1m, sehingga dapat dibangun dengan cepat.
Kadang-kadang terowongan diperkuat dengan beton dan logam tetapi tidak terlalu canggih.
Namun sebagian terowongan lainnya memiliki listrik, air dan ventilasi serta digunakan sebagai pusat komando dan tempat peristirahatan, penyimpanan senjata, infiltrasi ke Israel dan rute ke lokasi peluncuran roket rahasia.
Di beberapa bagian bahkan diperkirakan terdapat sistem kereta api kecil untuk pengangkutan senjata dan peralatan bangunan.
Upaya untuk menghancurkan sistem ini pernah dilakukan Israel pada Operation Protective Edge tahun 2014, namun jaringan tersebut telah dibangun kembali setelahnya.
Artikel diolah dari Tribunnews.com
Sumber: Tribunnews.com
Sosok Bishnu Prasad Paudel, Wakil PM Nepal Dihajar Massa saat Demo hingga Jatuh, Bajunya Dilucuti |
![]() |
---|
Charlie Kirk Pendukung Setia Donald Trump Tewas Ditembak saat Acara Debat di Utah, Pelaku Ditangkap |
![]() |
---|
Sri Mulyani Lebih Beruntung? Nasib Menkeu Nepal Tragis di Tangan Pendemo, Dikeroyok Habis-habisan |
![]() |
---|
Fakta Demo di Nepal: Pemicu Protes, Pemblokiran Media Sosial, Presiden dan Perdana Menteri Mundur |
![]() |
---|
Sosok Khadga Prasad Sharma Oli, Tiga Kali Jadi PM Nepal, Mundur Usai Didemo Rakyat hingga 19 Tewas |
![]() |
---|