Breaking News:

UPDATE Jumlah Korban Tewas di Gaza, Capai 12.000 Orang, Warga Palestina: Pengeboman Ada di Mana-mana

Berikut update korban tewas di Gaza sejak 7 Oktober lalu akibat pertempuran antara pasukan Israel dan militan Hamas.

Editor: Eri Ariyanto
Bashar TALEB / AFP
Warga Palestina mencari perlindungan setelah serangan di dekat rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 1 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Berikut update korban tewas di Gaza sejak 7 Oktober lalu akibat pertempuran antara pasukan Israel dan militan Hamas.

Seperti diketahui, Pemerintah Hamas di Gaza pada Jumat (17/11/2023) mengatakan, jumlah korban tewas di Gaza telah mencapai 12.000 orang.

Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas menyampaikan, 5.000 anak-anak dan 3.300 perempuan termasuk di antara korban tewas tersebut.

Pemandangan udara dari bangunan-bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Kota Gaza .Terbaru dikabarkan 2 Rumah Sakit di Gaza dibombardir tentara Israel.
Pemandangan udara dari bangunan-bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di kamp Jabalia untuk pengungsi Palestina di Kota Gaza .Terbaru dikabarkan 2 Rumah Sakit di Gaza dibombardir tentara Israel. (AHYA HASSOUNA / AFP)

Baca juga: TUDING Ada Markas Hamas di Bawah Tanah, Israel Tempatkan Tank dan Sniper di Depan RS Al Shifa Gaza

Sementara itu, dikatakan ada 30.000 orang lainnya yang terluka akibat perang Israel-Hamas di Gaza.

Kementerian Kesehatan Hamas sebelumnya mengatakan tidak dapat memberikan angka pasti mengenai jumlah korban jiwa karena pertempuran yang sengit membuat jenazah-jenazah tidak dapat ditemukan.

Penduduk Gaza: pengeboman di mana-mana

Seorang bocah di Gaza bernama Nada Abu Hiya (8) menyebut pengeboman oleh Israel terjadi di mana-mana.

Ia telah mengalami pengeboman ketiga dalam perang ini di kamp pengungsi Nuseirat pada hari Jumat.

Anak-anak Palestina berlarian saat mereka melarikan diri dari pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Anak-anak Palestina berlarian saat mereka melarikan diri dari pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by Mohammed ABED / AFP)

"Pertama mereka mengebom rumah kakek saya, tempat kami tinggal. Kemudian kami pergi ke Deir el-Balah, di mana kami dibom lagi. Jadi kami datang ke sini dan mereka mengebom kami lagi," jelas Nada kepada AFP.

Pada Jumat subuh, sebuah pesawat Israel mengebom kamp Nuseirat, di Jalur Gaza tengah, menewaskan 18 orang, menurut para pejabat kesehatan di pemerintahan yang dikuasai Hamas.

"Ada pemboman di mana-mana. Nenek saya meninggal, ibu saya meninggal, kakek saya meninggal, paman saya meninggal, mereka menghancurkan rumah kami." ucap Nada.

"Rumah tetangga kami juga hancur dan mereka semua meninggal," sambungnya.

Anak itu adalah satu dari ratusan ribu warga Palestina yang melarikan diri dari Kota Gaza dan bagian utara lainnya dalam beberapa pekan terakhir setelah pasukan Israel memerintahkan warga untuk pindah ke selatan saat mereka melancarkan serangan militer untuk menggulingkan penguasa Hamas di wilayah tersebut.

Secara keseluruhan, lebih dari 1,5 juta orang telah mengungsi di Gaza, hampir dua pertiga dari populasi wilayah tersebut, menurut PBB.

Israel sendiri telah bersumpah untuk "menghancurkan" Hamas sebagai tanggapan atas serangan 7 Oktober lalu. Otoritas Israel menyebut korban tewas serangan Hamas mencapai 1.200 orang.

UNDP menyediakan puluhan bantuan bagi warga Palestina yang terlantar akibat pemboman Israel di Jalur Gaza, terlihat di Khan Younis pada Kamis, 19 Oktober 2023. Ratusan warga Palestina memadati kamp tenda kumuh di selatan Gaza, sebuah gambaran yang telah membawa dampak buruk bagi warga Palestina. kembali kenangan trauma terbesar mereka. Pembangunan kota tenda yang dilakukan secara dadakan di Khan Younis untuk melindungi sejumlah warga Palestina yang kehilangan atau meninggalkan rumah mereka selama beberapa hari terakhir akibat pemboman hebat Israel telah menimbulkan kemarahan, ketidakpercayaan dan kesedihan di seluruh dunia Arab. (AP Photo/Ashraf Amra, File)
UNDP menyediakan puluhan bantuan bagi warga Palestina yang terlantar akibat pemboman Israel di Jalur Gaza, terlihat di Khan Younis pada Kamis, 19 Oktober 2023. Ratusan warga Palestina memadati kamp tenda kumuh di selatan Gaza, sebuah gambaran yang telah membawa dampak buruk bagi warga Palestina. kembali kenangan trauma terbesar mereka. Pembangunan kota tenda yang dilakukan secara dadakan di Khan Younis untuk melindungi sejumlah warga Palestina yang kehilangan atau meninggalkan rumah mereka selama beberapa hari terakhir akibat pemboman hebat Israel telah menimbulkan kemarahan, ketidakpercayaan dan kesedihan di seluruh dunia Arab. (AP Photo/Ashraf Amra, File) ((AP Photo/Ashraf Amra, File))

Konflik Israel-Hamas Meluas, 4 Kota di Selatan Gaza Tak Lagi Aman, Berpotensi Jadi Medan Tempur

Konflik dengan Hamas berpotensi meluas, Israel memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan empat kota di bagian selatan Jalur Gaza.

Peristiwa mencekam itu terjadi pada hari Kamis (16/11/2023) kemarin.

Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa perangnya melawan Hamas dapat meluas ke daerah-daerah yang sebelumnya dianggap aman.

Baca juga: TUDING Ada Markas Hamas di Bawah Tanah, Israel Tempatkan Tank dan Sniper di Depan RS Al Shifa Gaza

Di bagian utara daerah kantong Palestina yang dikuasai Hamas, Israel mengatakan bahwa pasukannya masih berada di rumah sakit terbesar di Gaza, Al Shifa.

Namun, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai operasi mereka sejak hari sebelumnya ketika mereka memasuki fasilitas tersebut yang merupakan puncak dari pengepungan yang telah berlangsung selama berhari-hari.

Reuters tidak dapat memverifikasi situasi di Al Shifa pada Kamis pagi, setelah kehilangan kontak dengan para dokter di dalamnya sejak Rabu (15/11/2023).

Selebaran yang dijatuhkan semalam dari pesawat terbang meminta warga sipil untuk meninggalkan kota Bani Shuhaila, Khuzaa, Abassan dan Qarara, di tepi timur Khan Younis, kota utama di bagian selatan.

Kota-kota tersebut, yang secara kolektif dihuni oleh lebih dari 100.000 orang di masa damai, kini menampung puluhan ribu orang lainnya yang mengungsi dari daerah lain.

Anak-anak Palestina berlarian saat mereka melarikan diri dari pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.
Anak-anak Palestina berlarian saat mereka melarikan diri dari pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by Mohammed ABED / AFP)

Baca juga: BREAKING NEWS! Israel Serang Bangsal Jantung RS Al-Shifa di Gaza Palestina, Bangunan Hancur Lebur

"Tindakan kelompo Hamas mengharuskan pasukan pertahanan untuk bertindak melawan mereka di daerah tempat tinggal Anda," kata selebaran itu.

"Demi keselamatan Anda, Anda harus segera meninggalkan tempat tinggal Anda dan pergi ke tempat penampungan yang telah diketahui."

Warga mengatakan daerah itu dibombardir dengan bom semalaman.

Israel telah memerintahkan evakuasi seluruh bagian utara Gaza sebelum mengirimkan pasukan daratnya pada akhir Oktober lalu.

Iring-iringan panjang orang-orang yang hanya membawa sedikit harta benda telah berjalan ke selatan setiap hari di bawah pengawasan tentara Israel selama "jeda taktis" selama enam jam untuk mengizinkan warga pergi.

PBB mengatakan sekitar dua pertiga dari 2,3 juta penduduk Gaza telah kehilangan tempat tinggal.

Sebagian besar dari mereka berlindung di kota-kota di selatan. Sejak Israel mulai melakukan pembalasan terhadap Hamas atas serangan mematikan di kota-kota Israel selatan.

Hamas menerobos pagar pembatas di sekitar Gaza pada tanggal 7 Oktober dalam sebuah serangan yang menurut Israel menewaskan 1.200 orang dalam hari paling mematikan dalam sejarahnya.

Sekitar 240 sandera diseret kembali ke Gaza.

Diolah dari berita tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Tags:
berita viral hari inikorbantewasPalestinaGazaHamasIsrael
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved