Breaking News:

Palestina vs Israel

Bukti Baru Kebrutalan Israel pada Sandra Palestina: Dipukuli, Dilecehkan Seksualnya, Digigiti Anjing

Berikut bukti baru terkait aksi kebrutalan yang dilakukan tentara Israel terhadap para sandra Palestina.

Editor: Eri Ariyanto
Wartakota
Bukti baru kebrutalan Israel pada sandra Palestina 

Mereka menyerukan kepada masyarakat umum untuk datang dan bergabung dengan mereka dalam "protes kemarahan" terhadap pemerintah.

"Smotrich, biarkan mereka mengambil anak-anakmu dan saya akan berdiri di jalan dan berteriak, 'Itu bukan hal yang paling penting'," kata Eli Albag, yang putrinya masih disandera oleh Hamas.

Keluarga para sandera Israel menyerbu rapat Knesset pada Senin (22/1/2024). Mereka menuntut pemerintah Israel berbuat lebih banyak untuk segera membuat kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas di Jalur Gaza.
Keluarga para sandera Israel menyerbu rapat Knesset pada Senin (22/1/2024). Mereka menuntut pemerintah Israel berbuat lebih banyak untuk segera membuat kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas di Jalur Gaza. (x)

"Saya katakan kepada orang-orang Israel, siapa pun yang menganggap sandera tidak penting, biarkan mereka menyandera anak-anak Anda, baru Anda dapat berbicara."

"Karena kami telah menderita selama 137 hari, setiap hari, setiap menit. Kami tidak tidur di malam hari," teriaknya.

Ancaman Israel ke Hamas

Seorang anggota kabinet perang Israel mengancam akan melakukan serangan ke Rafah bila Hamas tidak melepaskan sandera yang tersisa pada awal bulan Ramadhan.

"Dunia harus tahu, dan para pemimpin Hamas harus tahu – jika pada bulan Ramadhan para sandera kita tidak ada di rumah, pertempuran akan berlanjut di mana-mana, termasuk wilayah Rafah," kata Menteri Kabinet Perang Israel, Benny Gantz, dikutip dari The Guardian.

Ancaman Gantz bahwa Israel tidak akan memperlambat atau menghentikan operasinya di Gaza muncul di tengah terhentinya perundingan yang bertujuan untuk gencatan senjata dan pertukaran tahanan dan sandera.

Serangan besar-besaran di Rafah, yang dikhawatirkan oleh para pemimpin dunia dapat menyebabkan bencana kemanusiaan, selama bulan Ramadhan juga dapat menjadi pemicu kekerasan lebih lanjut di Israel, wilayah pendudukan Palestina, dan wilayah yang lebih luas.

Pasukan Israel (Kiri) dan pasukan Hamas (kanan)
Pasukan Israel (Kiri) dan pasukan Hamas (kanan) (Kolase Istimewa)

Milisi yang didukung Iran di Irak, Suriah dan Lebanon telah terlibat dalam konflik tersebut.

Masa puasa seringkali menegangkan di Yerusalem.

Bentrokan di bulan Ramadhan mengenai akses ke Temple Mount, atau al-Haram al-Sherif, situs tersuci dalam Yudaisme dan tersuci ketiga dalam Islam, telah turut memicu perang di masa lalu.

Para pemimpin agama dan politik Arab pada hari Senin bereaksi dengan kemarahan terhadap berita bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah menerima rekomendasi dari menteri keamanan nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, untuk membatasi akses ke tempat suci bagi warga Palestina selama Ramadhan.

Tidak seperti biasanya, pembatasan tahun ini juga akan meluas ke minoritas Muslim Israel, yang berjumlah sekitar 18 persen dari populasi.

"Keputusan Netanyahu (merupakan) pukulan telak terhadap kebebasan beragama. Pria tersebut ditawan oleh terpidana teroris Ben-Gvir atas keruntuhan 7 Oktober," kata pemimpin partai Arab Taal yang beraliran kiri di Knesset, Ahmad Tibi.

"Ini adalah pemerintahan para pyromaniac. Waktunya telah tiba bagi Presiden Biden untuk menjatuhkan sanksi terhadap Ben-Gvir," tambahnya.

Diolah dari berita tayang di Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Tags:
PalestinaIsraelPBBpengungsiUNRWA
Rekomendasi untuk Anda
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved