Pilkada 2024
Survei Elektabilitas Pilkada Jakarta 2024, Ridwan Kamil Ungguli Pramono & Dharma, Tembus 56 Persen
Inilah hasil survei elektabilitas terbaru Pilkada Jakarta 2024. Ridwan Kamil ungguli Pramono Anung dan Dharma Pongrekun.
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah hasil survei elektabilitas terbaru Pilkada Jakarta 2024. Ridwan Kamil ungguli Pramono Anung dan Dharma Pongrekun.
Bahkan yang mengejutkan lagi angka elektabilitas Ridwan Kamil mencapai 56 persen.
Namun, pengamat politik Ujang Komaruddin memprediksi Pilkada Jakarta 2024 belum tentu berjalan satu putaran meski saat ini elektabilitas Ridwan Kamil berada di angka 56 persen.
Baca juga: Survei Elektabilitas Terbaru di Pilkada Jatim: Risma dan Luluk Sulit Saingi Khofifah, Cek Selisihnya
Melihat situasi politik di Jakarta yang masih sangat dinamis, menurutnya segala kemungkinan bisa saja terjadi.
Apalagi, masih ada waktu kurang lebih dua bulan lebih sampai hari pencoblosan di tanggal 27 November mendatang.
“Pilkada Jakarta bisa jadi dua putaran. Harus dilihat dulu survei terakhir di awal November berapa elektabilitas masing-masing paslon,” ucapnya, Sabtu (14/9/2024).
Ujang menilai, tiga paslon yang akan bersaing di Pilkada Jakarta 2024 harus memenuhi empat komponen untuk bisa memenangkan kontestasi politik tingkat daerah itu, yaitu popularitas, elektabilitas, eksistensi, dan akseptabilitas.
Sampai saat ini pun disebut Ujang, belum ada satupun paslon yang bisa melengkapi empat komponen tersebut.
Namun, ia mengakui Ridwan Kamil sudah unggul dari kandidat lain soal popularitas, elektabilitas, dan eksistensi.

Aspek akseptabilitas ini yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi Ridwan Kamil supaya eks Gubernur Jawa Barat itu bisa mengunci kemenangan satu putaran di Pilkada Jakarta 2024.
“Untuk mengukur kemenangan itu memang dengan elektabilitas tinggi. Tapi walaupun elektabilitas tinggi, belum tentu menang, ada beberapa variabel lain yang perlu dipenuhi,” ujarnya.
Ujang pun mengingatkan Ridwan Kamil soal fenomena unik di Jakarta saat paslon dengan elektabilitas tinggi justru kalah.
Fenomena ini dialami oleh Fauzi Bowo saat kalah dari Joko Widodo di tahun 2012 lalu dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok yang kalah dari Anies Baswedan di tahun 2017.
Padahal saat itu, elektabilitas Fauzi Bowo dan Ahok yang merupakan petahana jauh lebih tinggi dibandingkan kandidat lainnya.
Pengamat dari Universitas Al-Azhar ini menilai, fenomena ini terjadi lantara sosok Jokowi di tahun 2012 dan Anies di 2017 bisa memikat akar rumput pemilih di Jakarta.
Rekam Jejak Constant Karma, Cawagub Baru Pasangan Benhur Tomi Mano, Gantikan Yeremias Bisai |
![]() |
---|
Bupati Termuda di Jawa Barat Ini Punya Harta Kekayaan Rp1,4 Miliar di Usia 28 Tahun, Dulu Kerja Apa? |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Fahmi Muhammad Hanif, Bupati Purbalingga yang Tawari Vokalis Sukatani Jadi Guru Lagi |
![]() |
---|
Breaking News! Putusan MK Pilkada Barito Utara, 2 TPS Ini Wajib Pemungutan Suara Ulang |
![]() |
---|
Pilkada Pasaman 2024 Diulang, Anggit Kurniawan Didiskualifikasi MK, Sembunyikan Status Mantan Napi |
![]() |
---|