Pilkada 2024
Kampanye Pilkada Jatim 2024: Luluk ke Makam Didi Kempot, Khofifah Sapa Nelayan, Risma ke Pesantren
Survei elektabilitas Pilkada Jawa Timur (Jatim) 2024 di masa kampanye, bagaimana cara Khofifah, Risma dan Luluk tebar pesona?
Editor: Delta Lidina
Bahkan ukuran tangkapan ikan yang dihasilkan begitu besar dan banyak. Hal ini dikatakan Khofifah menunjukkan kekayaan sektor perikanan di Jawa Timur.
Baca juga: Update Elektabilitas Pilgub Jatim 2024, Khofifah VS Risma VS Luluk, Siapa Tertinggi?
“Ikan di sini banyak yang dibeli eksportir. Ada kapal-kapal yang secara rutin datang ke sini. Tapi kalau terjadi deflasi di negara importir, akan terpengaruh pada serapan ikan kita,” ujarnya.
Untuk itu, Khofifah menawarkan solusi memperbanyak investor di sektor perikanan yang memungkinkan untuk membuka industri olahan ikan di Lamongan.
“Sehingga kalau ada oversuplai itu relatif mereka punya solusi. Tapi kalau ada pabrik ketika ada oversuplai, maka ada kontinuitas untuk suplai bahan olahan di pabrik. Itu yang harus bisa diperhatikan,” ujarnya.
3. Risma ke Pesantren di Blitar
Tri Rismaharini atau Bu Risma berkunjung Pondok Pesantren Mamba'ul Hikam, Dusun Wonorejo, Desa Slemanan, Kecamatan Udanawu, kabupaten Blitar, Minggu (29/9/2024).
Dalam kunjungan itu, Tri Rismaharini mendapatkan aspirasi soal kesejahteraan guru dan fasilitas pendidikan di Pondok Pesantren.
Dikutip dalam keterangan tertulis, KH. R. Mashadi Prawiranegara yang merupakan salah seorang pengurus pesantren, bercerita kepada Risma, banyak guru yang hanya bermodal niat mengabdi atau tanpa penghasilan yang layak.
Sebagai gambaran, upah yang didapat selama sebulan berkisar 200 ribu.
"Buat beli sabun saja tidak cukup," ungkap Gus Hadi, sapaan akrab KH R Mashadi Prawiranegara.
Kepada Risma dia bercerita bahwa para guru di pesantren selama ini hanya mengandalkan semangat dalam mengajar. Mereka jauh dari kata sejahtera. Biaya sehari-hari banyak ditambal dari penghasilan tambahan dari sektor pertanian.
Tak hanya soal kesejahteraan, aspirasi lain yang turut disampaikan adalah fasilitas di pesantren yang juga terbatas.
Aspirasi semacam itu lantas direspons Risma. Mantan Menteri Sosial dan Wali Kota Surabaya itu mengaku prihatin atas kondisi tersebut.
Padahal, pondok pesantren punya peran besar dalam pembentukan karakter generasi muda. Dia menjelaskan, urusan pendidikan harus mendapat atensi besar.
Risma bercerita, pengalaman dirinya saat menjadi orang nomor satu di Kota Surabaya. Saat itu, Pemkot menggratiskan biaya sekolah di semua jenjang. Tak hanya itu, juga memberi tunjangan kepada guru termasuk juga ustadz. Politisi PDIP itu menyebut komitmen untuk memberikan perhatian ke depan.
Apalagi Risma menyebut telah memiliki data dan telah menghitung anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan komitmen itu.
"Saya bertemu banyak guru,pengajar,ustadz yang mengeluhkan kondisi mereka. Ada yang terlilit utang dan berharap mendapatkan tunjangan lagi," ungkap Risma. (TribunNewsmaker/TribunMataraman)
Rekam Jejak Constant Karma, Cawagub Baru Pasangan Benhur Tomi Mano, Gantikan Yeremias Bisai |
![]() |
---|
Bupati Termuda di Jawa Barat Ini Punya Harta Kekayaan Rp1,4 Miliar di Usia 28 Tahun, Dulu Kerja Apa? |
![]() |
---|
Harta Kekayaan Fahmi Muhammad Hanif, Bupati Purbalingga yang Tawari Vokalis Sukatani Jadi Guru Lagi |
![]() |
---|
Breaking News! Putusan MK Pilkada Barito Utara, 2 TPS Ini Wajib Pemungutan Suara Ulang |
![]() |
---|
Pilkada Pasaman 2024 Diulang, Anggit Kurniawan Didiskualifikasi MK, Sembunyikan Status Mantan Napi |
![]() |
---|