Breaking News:

Banyak Kasus Siswa Keracunan MBG, Jangan Sembarangan Beri Obat Antidiare, Ini Penjelasan Dokter

Banyak kasus siswa Keracunan MBG, jangan sembarangan beri obat antidiare, Ini penjelasan dokter.

Tribun Solo/Anang Maruf Bagus Yuniar
ILUSTRASI DISTRIBUSI MBG - Paket makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) Sekolah Dasar (SD) Negeri 03 Dukuh, Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo. Ratusan siswa SMP Negeri 35 Kota Bandung diduga keracunan setelah menyantap menu program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (29/4/2025). Dokter ingatkan jangan sembarangan beri obat antidiare, ini penjelasannya. 

“Tubuh kita sebenarnya punya mekanisme pertahanan alami ketika menghadapi makanan yang tidak sehat,” jelasnya.

Saat makanan terkontaminasi masuk ke dalam tubuh, sistem pertahanan akan berusaha mengeluarkan zat berbahaya tersebut.

Proses alami inilah yang kemudian menimbulkan gejala seperti mual, muntah, diare, atau nyeri perut.

“Kadang-kadang bisa timbul sampai BAB berdarah, selain itu, bisa muncul gejala sistemik seperti demam, sakit kepala, bahkan pandangan kabur.

Khusus pada keracunan Clostridium botulinum, gejalanya bisa lebih serius, seperti kelemahan anggota gerak hingga kesemutan,” paparnya.

Ia menekankan bahwa gejala keracunan tidak boleh dianggap remeh, apalagi pada anak-anak yang lebih rentan.

Menurut Dokter Yogi, bahaya terbesar dari keracunan makanan adalah risiko dehidrasi.

Muntah dan diare berulang dapat membuat anak kehilangan banyak cairan serta elektrolit penting.

Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut dapat mengancam keselamatan jiwa.

Dalam kondisi darurat, langkah awal yang bisa dilakukan orang tua adalah memberikan istirahat total kepada anak.

MBG DI KLATEN - Siswa SMPN 2 Cawas, Kecamatan Cawas, Klaten menikmati menu makan bergizi gratis, Kamis (4/9/2025).
MBG DI KLATEN - Siswa SMPN 2 Cawas, Kecamatan Cawas, Klaten menikmati menu makan bergizi gratis, Kamis (4/9/2025). (TribunSolo/Ibnu Dwi Tamtomo)

Baca juga: 5 Kasus Keracunan MBG, di Bandung Barat Korban 1000 Orang, Ada Ikan Hiu Goreng Mengandung Merkuri

Meskipun masih muntah, penderita harus tetap mendapatkan cairan, meski dalam jumlah sedikit tetapi diberikan lebih sering.

“Bisa dengan air putih, bisa juga oralit, tergantung pada seberapa besar kehilangan cairan dan garam,” ucap Dokter Yogi.

Setelah kondisi membaik, anak-anak bisa kembali diberi makanan ringan yang lembut bagi lambung, seperti bubur, roti, atau pisang.

Namun, sangat penting untuk menghindari makanan pedas, asam, kopi, maupun susu yang justru dapat memperparah gangguan pencernaan.

Selain itu, ia memperingatkan agar penggunaan obat antidiare tidak dilakukan sembarangan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved