Breaking News:

2 Sosok Diajak Ngobrol oleh Jokowi di Istana Bahas Whoosh, Kritisi hingga Tolak, Tinggalkan utang

Dua sosok yang pernah diajak Jokowi ngobrol soal proyek Whoosh ini beri kesaksian, kritisi hingga menolak, terbukti kini tinggalkan utang.

Editor: ninda iswara
TRIBUNSOLO.COM/Ahmad Syarifudin
PROYEK KERETA WHOOSH - Dua sosok yang pernah diajak Jokowi ngobrol soal proyek Whoosh ini beri kesaksian, kritisi hingga menolak, terbukti kini tinggalkan utang. 

"Mobil pribadi juga banyak, Pak, yang pakai mobil pribadi ke sana malah lebih nyaman saya bilang."

"Bahkan, Pak, kalau kita pakai mobil ke sana sepanjang jalan itu rakyat di sekitar itu hidup, Pak. Minimal yang rest area atau tempat pemberhentian itu ada geliat ekonomi di situ yang berbentuk warung kah, warung rokok kah, warung sembako apa warung makanan seperti itu. Waktu itu saya saya kan polos saja kan," kata Budianto, masih menceritakan argumennya ke Jokowi saat itu.

Pada forum formal di Istana itu, Jokowi tak menjawab, namun Budianto masih gatal berharap tanggapan.

Baca juga: Mahfud MD Sebut Proyek Whoosh dari Awal Tak Beres, Singgung Kontrak, Minta Diselidiki: Bisa Koruptif

Resmi Ditambah! Jadwal Kereta Cepat Whoosh Terbaru Saat Libur Nataru 2024.
Resmi Ditambah! Jadwal Kereta Cepat Whoosh Terbaru Saat Libur Nataru 2024. (Dok. Kompas.com)

Akhirnya pada sesi makan bersama dengan menu lobster, Budianto menyamperi meja Jokowi untuk bertanya langsung.

"Masih mengganjal di saya. Saya tanya ke Mas Eko (saat itu menjabat Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan) waktu itu, ke Mas Eko Sulistyo. 'Mas, izin Mas, saya mau sebentar bicara dengan Pak Jokowi. Ya udah, silakan. Itu Bapak lagi makan di meja sana.' Saya datangin Pak Jokowi," kata Budianto.

Budianto pun sekali lagi mempertanyakan proyek Whoosh, yang juga bernama Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) setelah diresmikan itu, kepada Jokwoi, secara empat mata di meja makan Istana.

Ia mewanti-wanti soal hitungan untung rugi terkait kepentingan masyarakatnya.

"Kalau saya boleh nambahin, izinkan Pak, apakah program kereta api cepat Jakarta Bandung ini sekali lagi Pak sudah dihitung matang-matang baik dari sisi kemampuan ekonomi dan kegunaannya untuk masyarakat yang terlintas di jalur itu, Pak. Belum lagi soal-soal  pembebasan lahan, belum lagi soal-soal urgensi itu saya bilang. Tapi kalau Bapak sudah merasa itu dari sisi visibility study itu memenuhi syarat, silakan Pak," kata Budianto.

Jokowi pun menjawab singkat. Budianto mengulangi jawaban Jokowi itu di podcast Forum Keadilan.

"Uwis Mas, itu sudah program dari saya dan kita sudah sepakat dengan teman-teman," kata Jokowi kepada Budianto.

Budianto tidak mengetahui benar siapa yang dimaksud teman-teman. Nammun menurutnya, sosok teman yang dimaksud bukanlah menteri di kabinet, sebab, Menteri Perhubungan saat itu, Ignatius Jonan, tidak setuju.

"Saya menduga Pak Jokowi mungkin waktu itu sudah komit dengan pihak investor luar," kata Budianto.

Jokowi juag menyampaikan alasan lain tetap kekeuh menjalankan proyek yang kini menjadi sorotan itu.

"Jadi, Mas ada satu lagi kata-kata Pak Joko yang saya ingat. Saya ingat betul Pak Jokowi ngomong. Tenang aja Mas. Ini tidak memberatkan APBN. Konsepnya skemanya B2B  bisnis ke bisnis tak ada pakai uang APBN," kata Jokowi seperti ditirukan Budianto.

Budianto pun harus puas dengan jawaban itu, dan tak pernah mendapat kesempatan lagi untuk mempertanyakannya.

Latar Belakang

Halaman 3/4
Tags:
WhooshJokowi
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved