Agus Pambagio Bongkar Awal Pengadaan Kereta Cepat Whoosh, Ignasius Jonan Tak Setuju, Jokowi Ngotot

Ringkasan Berita:

• Pakar Kebijakan Publik Agus Pambagio membocorkan cerita di balik awal mula proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh.
• Agus Pambagio mempertanyakan ke Jokowi soal ide awal proyek ini.
• Meski tak disetujui Ignasius Jonan karena akan merugi, Jokowi ngotot soal pengadaan proyek ini.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), atau yang populer disebut Kereta Whoosh, kembali menjadi sorotan.

Hal ini menyusul pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa yang menegaskan tidak ada rencana penggunaan dana APBN untuk membayar utang proyek yang mencapai Rp 54 triliun tersebut.

Selain utang besar, kabar mengenai kerugian operasional Whoosh yang mencapai Rp 2 triliun per tahun juga membuat proyek ini, yang lahir pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi), semakin ramai dibicarakan.

Pakar Kebijakan Publik Agus Pambagio membocorkan cerita di balik awal mula proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang kini telah beroperasi.

Dalam wawancara bersama Tribunnews.com pada program Saksi Kata, Agus menceritakan pengalaman uniknya saat dipanggil langsung oleh Presiden Jokowi sebelum proyek dimulai.

Baca juga: Sosok Ignasius Jonan, Eks Menhub Dipanggil Prabowo ke Istana, Bocorkan Isi Pembicaraan, soal Whoosh?

Sebagai sosok yang dikenal kritis terhadap rencana pembangunan kereta cepat, panggilan itu menjadi momen penting baginya.

"Kenapa saya dipanggil? Pasti karena saya terlalu keras mungkin ya. Kalau yang sebenarnya menterinya (Ignasius Jonan) kan dicopot," ujar Agus dalam program Saksi Kata Tribunnews.com, Senin (3/11/2025).

Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam, Agus sempat mempertanyakan Presiden Jokowi soal ide awal proyek tersebut.

"Saya tanya, pak ini sebetulnya ide siapa? (Jokowi) bilang, 'Saya, mas'. Saya kaget, lalu beliau bilang, 'Mas Agus percaya tidak bahwa bangsa yang maju itu harus menguasai teknologi tinggi?' Saya jawab, percaya," tuturnya.

Agus menjelaskan, Jokowi kemudian memaparkan alasan pemilihan mitra Tiongkok untuk proyek kereta cepat, setelah menilai kerja sama dengan Jepang terlalu rumit dan memakan waktu lama.

"Pak Jokowi bilang, 'Wah terlalu lama dan repot. Ini kebetulan saya kemarin ke Cina, diajak Xi Jinping naik kereta. Saya bilang enak sekali. Dia tanya, mau? Ya saya bilang mau'," kata Agus menirukan percakapan saat itu.

Meski begitu, Agus mengingatkan bahwa keputusan berpindah dari Jepang ke Tiongkok secara mendadak memiliki implikasi diplomatik dan finansial yang kompleks.

Baca juga: Menkeu Purbaya Disebut Kendur Usai Setujui Ucapan Jokowi soal Whoosh, Rocky Gerung: Harus Konsisten

"Saya bilang, pak itu sudah di frame ini orang, kan tidak etis secara diplomatik, secara hubungan negara. Dia bilang, bisa nanti diselesaikan. Terus saya bilang mahal, nggak bisa nih, coba dihitung. Kaki saya disenggol sama Watimpres, disuruh diem. Ya sudah saya diem," kenang Agus.

Sejak awal, Agus memang sudah menyampaikan kekhawatiran terkait pembiayaan proyek yang berpotensi membebani keuangan negara.

"Kalau baca proposalnya, saya khawatir waktu itu. Jadi ini bener nggak bikinnya segala macam. Tapi sudah. Dia bilang ini kan harusnya ngurus Menteri Perhubungan, tapi pak Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan) tidak setuju. Jadi saya berikan kepada Bu Menteri BUMN untuk menyelesaikan," ungkapnya menirukan Jokowi.

Kini, kekhawatiran Agus perlahan terbukti, seiring berbagai tantangan finansial yang terus menghampiri proyek kereta cepat ini.

"Pokoknya saya sudah sampaikan kalau terus kejadian sekarang lah. As I told you," tegas Agus.

(TribunNewsmaker/Tribunnews)