Menkeu Purbaya Minta Maaf Soal Dana Daerah, Nasihati Menteri & Pemda: Kayaknya pada Sebel, Biar Aja!
Menkeu Purbaya minta maaf soal polemik dana daerah, nasihati menteri dan pemda, diminta kerja yang benar: 'Kayaknya pada sebel, biar aja!'
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Purbaya mengatakan dirinya akan mengkonter dengan pandangan yang benar dan sangat masuk logika.
"Biasanya untuk pandangan-pandangan yang aneh, banyak yang ngasih masukan aneh, saya konter dengan logik, yang benarlah. Biasanya langsung mundur. Dan kelihatan hitam putihnya. Dia hitam, seperti hitam putih. Mana yang betul, mana yang salah. Kan saya jago," tambah Purbaya sedikit bercanda.
Baca juga: Menkeu Purbaya Bongkar Temuan Prabowo Soal Demo Besar: Saya Nggak Tahu Boleh Buka Ini Apa Nggak
Menurut Purbaya gaya koboinya saat menjabat Menteri Keuangan adalah otentik dan tidak ada yang akan diubahnya.
"Tidak ada. Namun saya baru tahu, bahwa sebagian orang, enggak bisa terima tapi biar saja. For the save of the country, I don't care. I don't care. Tapi karena ini diperintah, maka kalau diperintah berubah, saya berubah. Jadi ini hanya ini perpanjangan tangan dari Bapak Presiden, dengan versi yang lebih halus," paparnya.
Purbaya mengatakan hal ini bukan berarti apa yang dikatakan dirinya akan selalu didengar Prabowo.
"Enggak didengarkan, tapi kalau ada yang salah-salah suruh koreksi, gitu kira-kira," katanya.
Desy Anwar lalu menanyakan ke Purbaya soal dana Rp 200 triliun yang diberikannya ke sejumlah bank di Himbara, dan bagaimana cara memonitornya.
"Bagaimana memonitor memastikan bahwa memang Rp 200 triliun ini diterjemahkan dalam menggerakkan roda perekonomian. Bukan saja nanti dipakai untuk ya, nih mumpung dapat uang banyak, untuk hal-hal yang tidak ada kaitannya ataupun tidak produktif. Bagaimana memastikan Rp 200 triliun itu setiap peser itu menjadi penggerak roda ekonomi?" tanya Desy.
Purbaya menyatakan tidak peduli bank menggunakan uang itu untuk apa, asalkan tidak untuk membeli dolar dan untuk konglomerat jahat.
"Saya enggak peduli banknya makai untuk apa, asal enggak untuk beli dolar dan enggak untuk konglomerat yang jahat, untuk manipulasi segala macam, itu yang kita monitor. Yang lain terserah banknya. Saya enggak monitor, saya diamin aja. Kalau itu kan ada laporannya, uangnya ke mana. Pinjaman kita bisa monitor pinjamannya ke mana sih dari bulan ke bulan," kata Purbaya.
Ia memastikan tidak ikut campur bagaimana cara bank memakai uang tersebut.
Namun Purbaya mengumpulkan keahlian orang-orang di Perbankan itu sendiri.
"Saya pakai keahlian orang perbankan, untuk berpikir mencari program-program yang paling menguntungkan. Mereka lebih ahli dari pemerintah atau dari saya. Jadi saya manfaatkan mereka untuk berpikir mencari proyek-proyek yang paling menguntungkan. Jadi saya menggunakan kepintaran sistem untuk memakai uang yang saya kasih tadi," papar Purbaya.
Karena, kata Purbaya ketika ia memindahkan uang ke sistem atau Perbankan, maka seperti ada peserta baru.
"Bank kan pasti nyari penyalurannya. Kalau tidak, kan dia bayar ke saya, hampir 4 persen. Rugi dia 4 persen , jadi dia pasti akan nyalurin," kata Purbaya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/newsmaker/foto/bank/originals/Menteri-Keuangan-Menkeu-Purbaya-Yudhi-Sadewa-memiliki-popularitas-yang-tinggi.jpg)