Berita Kriminal
Update Kematian Arjuna di Masjid Agung Sibolga, Ternyata Difitnah Curi Kotak Infak, Padahal Tidur
Fakta baru kasus kematian Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga, ternyata difitnah curi kotak infak, padahal cuma numpang tidur.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ringkasan Berita:
- Arjuna Tamaraya ternyata difitnah tukang sate, curi kotak infak.
- Tukang sate itu juga yang memanggil empat temannya untuk mengeroyok Arjuna hingga tewas di masjid Agung Sibolga.
- Padahal korban hanya numpang tidur karena kelelahan.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kematian tragis Arjuna Tamaraya mengguncang warga Sibolga, Sumatra Utara.
Pria malang tersebut ditemukan tewas mengenaskan setelah dikeroyok oleh lima orang saat dirinya hanya ingin menumpang tidur di Masjid Agung Sibolga pada Sabtu malam lalu.
Peristiwa memilukan ini bukan hanya menyisakan duka, tetapi juga menyulut kemarahan publik setelah terungkap bahwa Arjuna menjadi korban fitnah keji.
Kelima pelaku yang terlibat dalam aksi pengeroyokan itu telah berhasil diamankan oleh pihak kepolisian.
Mereka adalah Chandra Lubis alias CL (38), Rismansyah Efendi Caniago alias REC (30), Zulham Piliang alias ZP (57), Hasan Basri alias HB (46) yang juga dikenal dengan panggilan Kompil, dan Syazwan Situmorang alias SS (40).
Kelimanya kini ditetapkan sebagai tersangka dan akan menghadapi proses hukum atas tindakan brutal mereka.
Namun, fakta baru di balik pengeroyokan tersebut benar-benar membuat hati miris.
Berdasarkan pengakuan seorang saksi mata berinisial MZ, Arjuna ternyata difitnah mencuri kotak infak masjid sebelum dikeroyok secara kejam.
Pengakuan MZ ini disampaikan dalam wawancara bersama TribunMedan.com pada Selasa (4/11/2025).
MZ, yang merupakan warga sekitar, mengaku mengetahui secara langsung kronologi peristiwa tersebut.
Namun ia enggan mengungkap identitasnya secara terbuka.
Baca juga: Tampang Bengis 5 Tersangka Pembunuh Arjuna Tamaraya di Masjid Agung Sibolga, Ngaku Tersinggung
“Saya kenal dengan beberapa pelakunya, jadi saya tidak mau nama saya disebut,” ujarnya dengan nada hati-hati.
Kronologi bermula dari Hasan Basri alias Kompil, salah satu pelaku yang sering tidur di masjid.
Dini hari itu, Kompil mengaku mendengar suara teriakan dari dalam Masjid Agung Sibolga.
Ia pun penasaran dan bergegas mengecek sumber suara tersebut.