Pembubaran Paksa Midodareni di Solo, Walkot Rudy Berharap Insiden Tak Terulang Lagi, Beri Pesan Ini
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo angkat bicara terkait kasus pembubaran paksa acara midodareni di Pasar Kliwon solo.
Penulis: Listusista Anggeng Rasmi
Editor: Irsan Yamananda
"Harapan dari saya ini adalah kejadian yang terakhir untuk Solo, jangan sampai ada kejadian-kejadian lain," ujar Rudy.
Rudy pun memberi pesan soal perbedaan.
Baiknya masyarakat bisa saling menghargai dan menghormati.
"Kalau ada permasalahan perbedaan pendapat lebih baik kita duduk bersama untuk musyawarah mencari solusi terbaik.
Yang paling utama adalah saling menghargai dan menghormati sesama," kata Rudy.

Kronologi Kasus Pembubaran Midodareni di Solo
Memed, perwakilan keluarga Assegaf bin Juhri meceritakan jika malam itu adik perempuannya yang menjalani prosesi midodareni.
Setelah prosesi midodareni selesai, acara dilanjutkan dengan makan bersama keluarga yang acaranya tertutup dengan alasan acara internal keluarga.
Di saat yang bersamaan, pihak keluarga mendengar teriakan dari luar.
Selang 10 menit kemudian, pintu rumah diketuk.
Saat dibuka, ada Kapolsek Pasar Kliwon Adis Dani Garta di depan pintu dan menanyakan kegiatan yang berlangsung di dalam rumah.
Pihak keluarga pun menjelaskan jika mereka sedang menggelar acara midodareni.
"Beliau mohon izin masuk ke dalam kami persilahkan dan kemudian beliau minta keterangan perihal kegiatan apa yang tadi berlangsung," urai Memed kepada TribunSolo.com di Polresta Solo, Senin (10/8/2020).
"Setelah mendengar penjelasan kami, bapak Kapolsek mohon diri menyampaikan kepada pihak yang ada di luar," tambahnya.
Tak berselang lama, Kapolresta Solo, Kombes Pol Andy Rifai juga mengetuk pintu dan melakukan hal serupa dengan Adis.