6 Tersangka Tragedi Kanjuruhan & Kesalahannya, Jual Tiket Over Capacity hingga Tak Perbaiki Stadion
6 tersangka tragedi Kanjuruhan miliki peran masing-masing dalam terenggutnya ratusan korban jiwa.
Editor: Candra Isriadhi
Listyo menambahkan, Direktur PT LIB itu juga bertanggung jawab setiap stadion memiliki sertifikasi layak fungsi.
"Namun, pada saat menunjuk stadion, fungsi persyaratan belum dicukupi dan menggunakan hasil verifikasi tahun 2020," kata Listyo.

2. Ketua Panitia Pelaksana Arema FC, Abdul Haris
Tersangka kedua adalah ketua panitia pelaksana pertandingan Arema FC yaitu Abdul Haris.
Kapolri menyebut, panitia pelaksana yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kejadian, tidak membuat peraturan keselamatan dan keamanan.
Kesalahan panpel lainnya adalah mengabaikan permintaan dari pihak keamanan terkait kondisi dan kapasitas stadion.
"Terjadi penjualan tiket over capacity, seharusnya (kapasitas) 38.000 penonton, namun dijual (tiket) 42.000," kata dia.

3. Security Officer, Suko Sutrisno
Security Officer, Suko Sutrisno juga ikut menjadi tersangka dalam insiden di Stadion Kanjuruhan.
Menurut Listyo, Suko Sutrisno tidak membuat dokumen penilaian risiko.
Suko Sutrisno juga disebut sebagai sosok yang memerintahkan steward untuk meninggalkan pintu gerbang.
"Sebenarnya steward harus berada di pintu-pintu tersebut sehingga kemudian pintu bisa dilakukan upaya untuk membuka semaksimal mungkin."
"Karena ditinggal dalam kondisi pintu terbuka masih separuh, ini yang menyebabkan penonton yang berdesak-desakan," kata Listyo.
4. Kepala Bagian Operasional Polres Malang, Kompol Wahyu SS
Kompol Wahyu SS menjadi sosok dari kepolisian pertama yang disebut Kapolri sebagai tersangka tragedi Kanjuruhan.