Kacab Bank Tewas
Tak Ada Kacab Bank Bersedia Pindahkan Uang ke Rekening Dormant, Ilham Pradipta Dipilih Secara Acak
Ilham Pradipta ternyata dipilih tersangka secara acak, imbas tak ada kepala cabang bersedia pindahkan uang rekening dormant.
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Upaya bujuk rayu yang dilakukan oleh seorang motivator bernama Dwi Hartono terhadap Kepala Cabang Bank BUMN, Mohammad Ilham Pradipta, ternyata tidak membuahkan hasil.
Harapan Hartono dan rekannya, Ken, untuk merekrut Ilham dalam aksi ilegal pemindahan dana dari rekening dormant pun kandas.
Meski sudah menyusun rencana dengan matang, keduanya gagal membujuk Ilham agar mau bekerja sama memindahkan dana besar dari sejumlah rekening bank yang sudah lama tidak aktif (dormant) ke rekening penampungan yang telah mereka siapkan sebelumnya.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, Ken diketahui sebagai pihak yang mengantongi data-data penting terkait sejumlah rekening dormant di berbagai bank.
Informasi ini menjadi dasar rencana jahat yang mereka susun.
"Ken memiliki data rekening dormant," jelas Kombes Pol Wira Satya.
Setelah menyadari bahwa upaya pendekatan terhadap pejabat bank tidak membuahkan hasil, Ken dan Dwi Hartono pun mengambil langkah lain.
Baca juga: Kacab Bank BUMN Punya Firasat Sebelum Tewas? Pengacara Beber Gelagat Aneh, Didatangi Sosok Misterius
Mereka mulai menyusun rencana alternatif yang jauh lebih berisiko, yaitu memilih korban secara acak.
Pemilihan secara acak ini dilakukan karena mereka gagal menemukan kepala cabang bank atau pejabat internal yang bersedia terlibat dalam aksi pemindahan dana ilegal tersebut.
Para pelaku akhirnya memutuskan untuk menjalankan aksinya dengan menyasar target-target yang tidak memiliki hubungan langsung dengan institusi perbankan.
Kejahatan ini mulai dirancang pada bulan Juni 2025.
Saat itu, Ken, yang juga dikenal dengan inisial C, telah mengantongi data rekening dormant di sejumlah bank besar.
Ia pun menyusun strategi untuk mengalihkan dana dari rekening-rekening tersebut ke dalam rekening penampungan yang sudah dirancang dan diamankan secara teknis.
Untuk menjalankan rencana ini, C bahkan telah menyiapkan sebuah tim IT khusus.
Namun, operasionalisasi dari skenario tersebut membutuhkan satu elemen penting: persetujuan dari kepala cabang bank yang memiliki kewenangan atas rekening dormant tersebut.
Langkah awal C adalah mengajak DH (Dwi Hartono) untuk mencari dan membujuk kepala cabang atau minimal pejabat dari cabang pembantu bank yang bisa diajak bekerja sama.
Harapannya, mereka bisa memperoleh akses legal terhadap dana di rekening dormant melalui jalur internal.
Sayangnya bagi mereka, niat jahat tersebut tidak berjalan mulus.
Kegagalan membujuk Ilham membuat mereka nekat beralih ke modus yang lebih liar dan rawan risiko hukum: menyasar masyarakat umum sebagai korban.
Ia mengajak Hartono untuk memindahkan saldo ke rekening penampungan.
Rekening dormant adalah rekening yang tidak aktif digunakan untuk transaksi selama tiga bulan.
Ken memiliki data tersebut dari seseorang berinisial S yang kini masih dalam pengejaran polisi.
"30 Juli 2025 C alias K bersama dengan DH dan AAM melakukan pertemuan, hal tersebut dikarenakan C alias K memilik informasi terkait data rekening dormant di Bank BRI," katanya.
Sebelumnya C alias K alias Ken sudah berusaha membujuk Ilham, tapi tidak berhasil.
Maka Ken dan Hartono menyusun dua rencana untuk Ilham Pradipta.
"C menyampaikan klarena upaya sebelumnya untuk mendekati kepala cabang tidak pernah berhasil maka pekerjaan pergeseran dana tersebut akan berhasil apabila dilakukan dengan dua opsi," katanya.
Opsi atau rencana adalah memaksa disertai tindak kekerasan atau ancaman.
"Setelah itu korban akan dilepaskan," kata Wira.
Sedangkan rencana kedua yakni pembunuhan terhadap Ilham.
"Opsi kedua melakukan pemaksaan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan, apabila berhasil korban akan dibunuh," katanya.
Baca juga: Ada Oknum TNI Lain Terlibat Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Beri Uang Rp5 Juta ke Kopda FH, Ini Perannya

Penentuan rencana yang akan dilaksanakan berlangsung selama dua kali di tanggal 31 Juli 2025 dan 12 Agustus 2025.
"12 Agustsu 2025 C alias K bersama DH berkomunikasi melalui WhatsApp, dalam komunikasi tersebut mereka memutuskan memilih opsi satu yaitu melakukan pemaksaan dengan kekerasan ataupun ancaman kekerasan setelah itu korban dilepaskan," katanya.
Sampailah terjadi penculikan Kepala Cabang Bank BUMN Mohammad Ilham Pradipta di parkiran Lottemart, Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8/2025).
Ilham kemudian ditemukan tewas di Serang Baru, Cikarang, Bekasi pada Kamis (21/8/2025).
Pengacara korban, Boyamin Saiman menegaskan dengan adanya dua rencana tersebut mestinya para tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
"Kami menginginkan dikenakan Pasal 340 KUHP pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati. Itu kan ada opsi untuk membunuh. Kalau tidak mau diajak bergabung dengan komplotan mereka kan dibunuh," katanya.
Boyamin mengatakan bahwa sebelum diculik Ilham memang sudah menunjukan gelagat tak biasa.
Ia merasa gelisah setelah pulang kerja.
"Saat itu dia tidak mau (tawaran Ken dan Hartono) maka timbul pilihan dipulangkan atau tidak. Kalau dipulangkan mereka takut dibongkar Ilham karena dia sudah tidak mau," katanya.
Dengan penolakan dari Ilham, para pelaku khawatir komplotannya akan terbongkar.
"Akan akan menyesar banknya bekerja pasti ditakutkan membongkar komplotan itu, maka dari itu supaya tidak bongkar maka dihilngakan (dibunuh)," katanya.
Boyamin menilai kronologi yang diungkap para pelaku begitu janggal, terutama soal pemilihan Ilham Pradipta sebagai target.
"Apakah logis ini seperti requitment random saja, kok rasanya belum bisa kami terima karena seminggu sebelumnya almarhum kelihatan gelisah tidak markir mobil di rumah, meroko padahal gak pernah merokok, ada orang nyari ke rumahnya yang di Bogor terus mencari ke kantornya," katanya.
(TribunNewsmaker/TribunBogor)
Sumber: Tribun Bogor
Kacab Bank BUMN Punya Firasat Sebelum Tewas? Pengacara Beber Gelagat Aneh, Didatangi Sosok Misterius |
![]() |
---|
Polisi Curiga dengan Wig yang Ditemukan di Rumah Ken Pembunuh Ilham Pradipta, untuk Penyamaran? |
![]() |
---|
Mengapa Kasus Tewasnya Ilham Pradipta Bukan Pembunuhan Berencana? Niat Awal Cuma Penculikan |
![]() |
---|
Ilham Pradipta Ternyata Korban Pembunuhan Random, Hanya Tahu dari Kartu Nama Langsung Eksekusi |
![]() |
---|
Urutan Kejadian Kasus Penculikan & Pembunuhan Kacab Bank BUMN, 2 Pasukan Elit TNI Jadi Tersangka |
![]() |
---|