Raja Keraton Solo Meninggal
Penyebab Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Meninggal Dunia, Sejak Lama Melawan Rasa Sakit
Raja Keraton Solo Paku Buwono XIII Meninggal Dunia, Penyebabnya Terungkap, Dimakamkan di Tempat Sakral Ini.
Penulis: Candra Isriadhi
Editor: Candra Isriadhi
Menariknya, sebelum dinobatkan sebagai raja, perjalanan hidup beliau jauh dari kesan kerajaan.
Beliau sempat bekerja di Caltex Pacific Indonesia, Riau.
Kegemarannya juga cukup modern, yaitu bermain keyboard dan aktif di Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI).
Naik Takhta di Tengah Badai Dualisme
Jalan menuju takhta PB XIII tidak mulus. Setelah wafatnya PB XII pada tahun 2004, Keraton Surakarta dilanda konflik dualisme kepemimpinan.
Dua putra raja, termasuk beliau (KGPH Hangabehi) dan adiknya (KGPH Tejowulan), saling mengklaim sebagai penerus yang sah.
Namun, di tengah gejolak tersebut, Hangabehi resmi dinobatkan sebagai raja pada 10 September 2004, dan akhirnya diberi gelar lengkap Sri Susuhunan Pakubuwana XIII.
Konflik "Raja Kembar" ini baru berakhir pada tahun 2012 setelah adanya rekonsiliasi damai yang menghasilkan penyatuan kepemimpinan di Keraton.
PB XIII pun kemudian dikenal sebagai raja yang berkomitmen kuat menjaga kelestarian adat Jawa gaya Surakarta.
Setelah memimpin selama lebih dari dua dekade, PB XIII Hangabehi wafat pada Minggu pagi (2/11/2025) di usia 77 tahun.
Menurut kerabat Keraton, beliau sudah lama menjalani perawatan karena kondisi kesehatan yang menurun, dengan penyebab terakhir adalah komplikasi penyakit, termasuk gula darah tinggi.
Sesuai tradisi dan adat Keraton, jenazah almarhum Raja Surakarta ini akan dimakamkan di tempat paling sakral bagi trah Mataram, yaitu di Astana Raja-Raja Mataram Imogiri, Yogyakarta.
(Tribunnewsmaker.com/Candra)