Breaking News:

Anggota DPD Mengeluh Ruang Rapat Sempit, Menkeu Purbaya: Mau Pindah IKN Duluan? Saya Persilahkan Pak

Anggota DPD curhat ke Purbaya soal ruang rapatnya yang terlalu sempit, Menkeu langsung persilahkan untuk pindah ke IKN.

Editor: ninda iswara
Kemenkeu/Biro KLI-Zalfa'Dhiaulhaq
MENTERI KEUANGAN - Anggota DPD curhat ke Purbaya soal ruang rapatnya yang terlalu sempit, Menkeu langsung persilahkan untuk pindah ke IKN. 
Ringkasan Berita:
  • Seorang anggota DPD curhat ke Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa soal ruang rapatnya yang terlalu sempit.
  • Menkeu Purbaya yang mendengarkan keluhan ini langsung memberikan jawaban skakmatnya.
  • Menkeu Purbaya menawarkan anggota DPD tersebut untuk pindak ke IKN secepatnya.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Suasana rapat antara Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Komite IV Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Gedung DPR/MPR/DPD, Senayan, Jakarta, Senin (3/11/2025), berlangsung santai dan penuh tawa.

Di tengah pembahasan serius, muncul momen candaan ringan tentang pemindahan ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Awalnya, Ketua Komite IV DPD Ahmad Nawardi menyampaikan keluhannya mengenai ukuran ruangan tempat mereka rapat yang dirasa terlalu kecil dan sempit.

Ia bahkan sempat meminta wartawan untuk mengambil foto sebelum rapat dimulai.

"Silakan wartawan ambil gambar dan foto dulu, sebelum kita mulai nanti. Karena memang ini ruangannya terbatas, Pak Menkeu. Sangat kecil sekali. Semoga nanti di IKN lebih besar," ujar Ahmad.

Baca juga: Super Humble! Menkeu Purbaya Samperi Anak SMA yang Memanggilnya, Jawab Serius Pertanyaan Recehnya

Menanggapi keluhan itu, Menkeu Purbaya langsung menimpali dengan nada bercanda.

Ia mempersilakan DPD untuk lebih dulu pindah ke IKN di Kalimantan Timur.

"Bapak mau pindah ke IKN duluan? Saya persilakan, Pak, hahaha," ucap Purbaya yang disambut tawa para peserta rapat.

Candaan tersebut langsung mencairkan suasana. Ahmad pun tak mau kalah melontarkan balasan yang membuat ruangan kembali riuh.

"Kita terakhir saja, Pak, hahaha," jawab Ahmad sambil tertawa.

Momen ringan itu seolah menjadi selingan segar di tengah pembahasan serius antara Kementerian Keuangan dan DPD.

Meski hanya bercanda, dialog tersebut mencerminkan antusiasme sekaligus harapan para pejabat terhadap perpindahan pusat pemerintahan ke Ibu Kota Nusantara.

Purbaya Singgung Kepala Daerah yang Protes TKD Dipangkas

Kabar tarbaru lainnya,  Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewo menyinggung sikap para kepala daerah yang mendatangi Kementerian Keuangan untuk memprotes pemangkasan anggaran transfer ke daerah (TKD) beberapa waktu lalu.

Purbaya lantas menyoroti realisasi belanja pemerintah daerah lambat.

Menkeu menyebut dana mengendap di rekening Pemerintah Daerah (Pemda) masih melimpah, bahkan mencapai ratusan triliun rupiah.

“Datang ke saya ribut aja, uangnya masih banyak. Padahal habisin aja duitnya, baru ribut ke saya,” ujar Purbaya dalam rapat kerja bersama Komite IV DPD RI, Jakarta, Selasa (4/11/2025), dikutip dari Tribun Gorontalo.

Pada 2026, anggaran TKD tercatat turun menjadi Rp693 triliun dari Rp919,87 triliun di tahun sebelumnya.

Namun, menurut Purbaya, protes tersebut tidak sejalan dengan kondisi kas daerah.

 Ia mengungkapkan dana mengendap Pemda di perbankan per akhir September 2025 mencapai Rp233 triliun.

Setelah dikoreksi oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian karena kesalahan input data oleh BPD, angka tersebut disesuaikan menjadi Rp215 triliun.

Purbaya menegaskan, lambatnya belanja APBD berdampak langsung pada stagnasi ekonomi di daerah.

Ia menyebut dana yang tidak dibelanjakan justru menjadi beban fiskal dan gagal mendorong pembangunan.

“Keberadaan dana mengendap ini menunjukkan bahwa kepala daerah belum membelanjakan uang secara cepat untuk membangun perekonomian masyarakatnya sendiri,” tegasnya.

Meski TKD dipangkas, Purbaya menyebut alokasi program ke daerah justru meningkat.

Ia menjelaskan, total program yang dialokasikan naik dari Rp930 triliun menjadi Rp1.377 triliun.

“Naiknya sebetulnya Rp447,2 triliun. Harusnya manfaat di daerah lebih tinggi, enggak berkurang lah kalau saya bilang,” ujarnya.

Namun, ia juga mengakui aspirasi pemerintah daerah kadang berbeda dengan arah kebijakan pusat.

“Kalau begini terus, seolah-olah dibalik dari desentralisasi ke sentralisasi lagi,” kata Purbaya.

Baca juga: Menkeu Purbaya Minta Maaf Soal Dana Daerah, Nasihati Menteri & Pemda: Kayaknya pada Sebel, Biar Aja!

OUTFIT MENKEU PURBAYA - Menkeu Purbaya memakai jaket berlogo 8 persen. Delapan persen merupakan target pertumbuhan ekonomi Indonesia.
OUTFIT MENKEU PURBAYA - Menkeu Purbaya memakai jaket berlogo 8 persen. Delapan persen merupakan target pertumbuhan ekonomi Indonesia. (YouTube Kompascom Reporter on Location)

Sesuai Arahan Presiden

Di sisi lain, Purbaya membeberkan tingkah dan cara kerjanya sudah sesuai dengan arahan dan perintah Presiden Prabowo Subianto.

Menurut Purbaya, langkah yang ia tempuh untuk memperbaiki ekonomi Indonesia walau keliatannya koboi.

Dalam hal ini, tingkah koboi yang dimaksud Purbaya adalah gaya bicara dan tindakan yang lugas dan berani, tanpa basa-basi.

Purbaya juga membeberkan cara Prabowo jika ada yang memberi masukan aneh ke Prabowo. 

Menurut Purbaya, Prabowo akan memberi kode khusus kepadanya sebagai tanda saatnya bicara dan saat itulah ia menghantam usulan dan masukan aneh tersebut.

"Semua pekerjaan saya, walaupun saya kelihatannya koboi, itu disuruh oleh presiden. Itu pandangan Presiden. Bahkan kalau anda ikut rapat dengan Presiden, Presiden lebih keras dari saya kok. Jadi saya enggak takut, saya sudah korting berapa persen. Beliau lebih keras dari saya, jadi saya versi halusnya, tapi orang luar gak biasa dengar," kata Purbaya dalam acara yang dipandu Desy Anwar dan tayang di channel YouTube CNN Indonesia, Kamis (30/10/2025) malam, dikutip dari Warta Kota.

Saat ditanya apakah sering berbicara empat mata dengan Presiden Prabowo, Purbaya mengaku tidak sering dan hanya beberapa kali saja.

"Tapi biasanya kalau ada rapat tertentu, di mana ada yang ngasih masukan aneh-aneh, saya disuruh datang. KIra-kira disuruh counter sedikit-sedikit," ujar Purbaya.

Menurut Purbaya, Presiden Prabowo cukup cerdik karena tidak mengcounter langsung pandangan dan masukan aneh dari orang lain.

Tetapi kata Purbaya, Prabowo akan menyuruh dirinya dan memberi kode khusus saat ia harus bicara langsung mengkonter orang yang memberi masukan aneh tetsebut.

"Ini orang, pintar juga Presiden kita ini. Dia enggak konter langsung, biar enggak disalahin langsung. Panggil aja Purbaya suruh dengerin, terus ke ngelirik-ngelirik gitu. Berarti saya disuruh ngomong, ya saya hantem di situ," jelas Purbaya sambil tersenyum.

Purbaya mengatakan dirinya akan mengkonter dengan pandangan yang benar dan sangat masuk logika.

"Biasanya untuk pandangan-pandangan yang aneh, banyak yang ngasih masukan aneh, saya konter dengan logik, yang benarlah. Biasanya langsung mundur. Dan kelihatan hitam putihnya. Dia hitam, seperti hitam putih. Mana yang betul, mana yang salah. Kan saya jago," tambah Purbaya sedikit bercanda.

Menurut Purbaya gaya koboinya saat menjabat Menteri Keuangan adalah otentik dan tidak ada yang akan diubahnya.

"Tidak ada. Namun saya baru tahu, bahwa sebagian orang, enggak bisa terima tapi biar saja. For the save of the country, I don't care. I don't care. Tapi karena ini diperintah, maka kalau diperintah berubah, saya berubah. Jadi ini hanya ini perpanjangan tangan dari Bapak Presiden, dengan versi yang lebih halus," paparnya.

Purbaya mengatakan hal ini bukan berarti apa yang dikatakan dirinya akan selalu didengar Prabowo.

"Enggak didengarkan, tapi kalau ada yang salah-salah suruh koreksi, gitu kira-kira," katanya.

(TribunNewsmaker/Bangkapos)

Sumber: Bangka Pos
Tags:
DPDPurbayaMenteri Keuangan
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved