Sosok Nurhasan, Eks Kepsek yang Dipenjara karena Kasus Seragam di Luwu, Berharap Dibantu Prabowo
Dipenjara karena kasus seragam, Nurhasan kini berharap Presiden Prabowo memulihkan nama baiknya.
Editor: Eri Ariyanto
“Saya tinggal punya sisa satu tahun lagi mengabdi seandainya tidak dipecat,” ucapnya.
Kini, di usia 62 tahun, ia kembali berladang seperti masa mudanya, meski tubuhnya tak lagi sekuat dulu.
“Tenaga sudah tidak ada lagi seperti waktu muda. Jadi saya hanya pasrah,” katanya.
Nurhasan mengaku tidak menerima uang pensiun sepeser pun akibat PTDH tersebut. Ia mempertanyakan mengapa kasus itu diproses pidana. Padahal, menurutnya, pengadaan pakaian sekolah adalah praktik lazim yang disetujui orangtua.
“Kenapa hanya saya? Kalau di sekolah lain malah sampai Rp 500.000 satu pasang baju. Ini saya Rp 300.000 untuk dua pasang baju, tambah atribut dan koperasi. Di mana kerugian negara? Uang itu kesepakatan orangtua dan komite, bukan anggaran negara,” ujarnya.
Harapan kepada Presiden Prabowo
Belakangan, Nurhasan membaca kabar bahwa dua guru di Luwu Utara mendapat rehabilitasi dari Presiden Prabowo Subianto setelah dipidana karena pungutan dana komite.
Kisah itu membangkitkan asa dalam dirinya.
“Saya memohon kepada Bapak Presiden, semoga kasus saya disamakan dengan dua guru di Luwu Utara itu,” ujarnya.
Ada tiga hal yang ia harapkan. Pertama, rehabilitasi dan pemulihan nama baik. Kedua, pengembalian hak pensiun. Ketiga, pemulihan statusnya sebagai guru.
“Itu saja yang saya mohonkan kepada beliau. Semoga panjang umur dan sehat,” ungkap Nurhasan.
Selama puluhan tahun mengajar, ia pernah menjadi Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Ketua PGRI Kabupaten Luwu selama beberapa periode.
“Saya kira semua amanah itu saya jalankan dengan kerja sama teman-teman. Tidak ada yang saya curangi,” katanya.
Kini, di teras rumahnya, Nurhasan menjalani hari-hari sebagai petani sambil merawat sisa-sisa harapan. Ia tak menuntut jabatannya kembali. Ia hanya ingin nama baik dipulihkan dan hak pensiun dikembalikan sebagai penghargaan atas dua dekade pengabdian.
“Ini hanya persoalan harga baju. Bukan kerugian negara. Saya hanya ingin keadilan,” katanya lirih.
(TribunNewsmaker.com/Kompas.com)
- Jangan lewatkan berita-berita TribunNewsmaker.com tak kalah menarik lainnya di Google News , Threads dan Facebook
| Pertama Kali Jule Muncul Usai Isu Selingkuhi Daehoon, Penampilan Berubah, Pria yang Menemani Disorot |
|
|---|
| Sosok 2 WN Malaysia, Eksploitasi & Siksa Buruh Asal Temanggung, Korban Kerja 20 Tahun Tak Digaji |
|
|---|
| Skenario Licik Pelaku Pembunuh Pedagang di Sekolah Cisarua Bogor, Sempat Kelabui Keluarga Korban |
|
|---|
| Detik-detik Polisi Temukan Kerangka Manusia Diduga Bocah Alvaro di Pesanggrahan, Korban Pembunuhan |
|
|---|
| Polisi Ringkus Pelaku Pembunuh Bocah Alvaro di Pesanggrahan, Korban Ditemukan Tinggal Kerangka |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/newsmaker/foto/bank/originals/Nurhasan-mantan-kepala-sekolah.jpg)