Beirta Viral
Tak Sertakan Label Non Halal, Pemilik Takut Warung Bakso Babinya Sepi, Kini Malah Terancam Bangkrut!
Bertahun-tahun tak sertakan label non halal, pemilik takut warung bakso babinya sepi, kini malah terancam bangkrut!
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ringkasan Berita:
- Pedagang bakso babi di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta mengaku menyesal setelah viral.
- Sebelumnya, ia sengaja tidak beri label non halal lantaran takut pelanggannya kabur.
- Namun kini setelah viral, warungnya jadi sepi, terancam bangkrut.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sebuah aksi seorang pedagang bakso babi di Desa Ngestiharjo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta, mendadak viral setelah diketahui bahwa ia berjualan tanpa mencantumkan keterangan non halal di warungnya.
Kejadian ini sontak memicu kehebohan di kalangan warga, sebab banyak pembeli yang tidak mengetahui bahwa bakso yang mereka konsumsi ternyata mengandung campuran daging babi.
Warga yang merasa tertipu pun melaporkan hal tersebut ke pihak berwenang agar segera ditindaklanjuti.
Lalu, muncul pertanyaan besar di masyarakat, 'mengapa sang penjual tidak memberikan label non halal pada dagangannya?'
Ternyata, dari pengakuannya, pedagang berinisial S itu memiliki alasan tersendiri.
Ia mengaku takut jika mencantumkan tulisan “non halal”, maka pembeli akan menjauh dan warungnya akan menjadi sepi.
Alasan inilah yang kemudian membuat tindakan pemasangan spanduk besar bertuliskan “BAKSO BABI” di depan warungnya menjadi viral di media sosial.
Spanduk tersebut juga menampilkan logo Dewan Masjid Indonesia (DMI) yang menegaskan bahwa produk tersebut memang tidak halal.
Sekretaris DMI Ngestiharjo, Akhmad Bukhori, membenarkan bahwa spanduk itu dipasang oleh pihaknya bersama aparat setempat.
Menurut Akhmad, langkah tersebut diambil untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat agar tidak ada lagi yang keliru membeli atau merasa tertipu.
Kasus ini kini menjadi perbincangan hangat di dunia maya, dan banyak pihak berharap kejadian serupa bisa menjadi pelajaran penting bagi para pedagang agar lebih transparan terhadap produk yang mereka jual.
Baca juga: Penjual Bakso Babi Bantul Dagang Sejak 1990, Tanpa Label Nonhalal, Berkali-Kali Ditegur Masih Ngeyel
Penjual Keberatan
Sebelumnya, perangkat wilayah telah meminta agar pemilik warung memberikan keterangan bahwa bakso yang dijual berbahan dasar babi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Namun, menurut Bukhori, penjual merasa keberatan karena khawatir pendapatannya akan menurun jika memasang tulisan non halal di warungnya.
“Dari pihak penjual merasa kurang nyaman, karena kalau ditulis bakso babi otomatis pembelinya bisa berkurang.
Sudah diingatkan beberapa kali, penjual hanya menulis B2 di kertas biasa dan itu pun kadang dipasang, kadang dilepas,” ujar Bukhori pada Senin (27/10/2025) dikutip dari Tribun Jogja.