'Korban Takut' Tak Saling Kenal, Pelajar Dibacok hingga Tewas di Sumedang, Alasan Tak Masuk Akal!
Seorang pelajar berinisial IDS (18) di Kabupaten Sumedang menjadi korban pembacokan hingga tewas.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang pelajar berinisial IDS (18) di Kabupaten Sumedang menjadi korban pembacokan hingga tewas.
Kini Satreskrim Polres Sumedang berhasil meringkus orang yang menganiaya IDS.
Pelaku tega melakukan penganiayaan dengan cara membacok dengan celurit.
Delapan tersangka itu adalah tiga pelajar berusia dewasa dan satu buruh, serta empat lainnya pelajar di bawah umur.
Pelaku yang telah dewasa masing-masing adalah RF (18) warga Dusun Darangdan, Kota Kulon, Sumedang Selatan; IF (21) buruh, warga Dusun Panyirapan, Mekarjaya, Sumedang Utara; RPW (18) Panyirapan, dan; MAS (18) warga Kampung Gorowong, Kelurahan Gardusayang, Kecamatan Cisalak, Subang.
Pelaku dibawah umur masing-masing adalah ZA (17) warga Mekarjaya, Sumedang Utara; FI (17) warga Dusun Sukamaju, Desa Bojonegara, Kecamatan Tambakdaha, Subang; TS (16), Cinangerang, Pamulihan, Sumedang, dan; NH (17) Dusun Sindang Mulya, Desa Jatuh urip, Kecamatan Sumedang Utara.
Kapolres Sumedang, AKBP Indra Setiawan menjelaskan kronologi penganiayaan ini.
Dia memulai dengan cerita RPW yang pada Jumat (10/3/2023) sedang berada di tempat potong rambut di Desa Bojong, Sumedang Utara.
Baca juga: Kesal Rumah Berantakan, Mertua di NTT Ambil Parang & Bacok Menantu, Diselesaikan Secara Kekeluargaan
Baca juga: Adu Mulut, Pemotor di Jaksel Malah Bacok Orang yang Melerainya, Warung Pecel Lele Jadi Sasaran Amuk

"RPW merasa ada yang membuntuti dan terancam oleh sekelompok orang.
Maka dia menghubungi IF, RF, dan ZA, dan meminta mereka membawa alat (senjata) untuk menghadapi situasi jika terjadi pertengkaran," kata Kapolres saat memamerkan keempat tersangka di Mapolres Sumedang, Senin (13/3/2023).
Datanglah yang ditelepon itu membawa dua celurit menemui RPW.
Namun, polisi menyebut dugaan ada yang mengancam seperti pengakuan RPW belum bisa dibuktikan.
Merasa bala bantuan tak cukup. IF dan ZA kembali mencari yang lain orang lain yang kini mereka juga tertangkap polisi.
Keduanya bertemu dengan FI, TS, NH, dan MAS.
Mereka menghasut bahwa ada orang yang mengancam dan mereka akan mencarinya bersama-sama.
Sekitar pukul 12.00 pada Jumat itu, beranjaklah kelompok ini ke Desa Jatimulya.
Di lokasi kejadian, mereka berpapasan dengan korban bersama teman-temannya, menggunakan dua sepeda motor.

"Karena melihat kelompok bersenjata ini, korban takut dan segera berbalik arah.
Dikejarlah oleh pelaku.
Padahal antara pelaku dan korban tak saling kenal," kata Kapolres.
Mula-mula yang melakukan kekerasan adalah ZA.
Dia menebaskan celurit ke betis korban IDS.
Kemudian IF yang dibonceng MS menebaskan celurit ke punggung korban. IDS terkapar.
Siksaan membabi buta.
"Ada yang memukulkan penggaris besi, ada juga yang menabrakkan sepeda motornya ke tubuh korban," kata Kapolres.
Korban ditinggalkan pelaku.
Korban ditolong warga dan teman-temannya ke rumah sakit.
Di RSUD Sumedang, korban meninggal dunia.
"Mereka disangkakan pasal 170 KUH Pidana dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.
Untuk yang masih berusia anak, kami lakukan hukum yang sesuai dengan sistem peradilan anak," kata Kapolres.
(TribunJabar/ Kiki Andriana)
Artikel ini diolah di TribunJabar.id dengan judul Kronologi Pelajar Bacok Pelajar hingga Tewas di Sumedang, Alasan Tak Terbukti hingga Pelaku Brutal
Sumber: Tribun Jabar
Ada Rumor Rujuk, Pratama Arhan Tetap Kekeuh Ceraikan Azizah Salsha, Harus Ucapkan Ikrar Talak |
![]() |
---|
Komentari 17+8 Tuntutan Rakyat Sebagai Suara Rakyat Kecil, Menkeu Purbaya Yudhi Dinilai Nirempati |
![]() |
---|
Motif Pembunuhan Haji Sahroni & Keluarga, Sakit Hati Rental Mobil Malah Mogok, Uang Rp750 Tak Balik |
![]() |
---|
Peran Dua Pelaku Lainnya Selain Sopir Bank Jateng yang Bawa Kabur Uang 10 M, Bantu Cari Rumah |
![]() |
---|
Kejamnya Pelaku Bunuh Haji Sahroni Sekeluarga di Indramayu, Pakai Pipa Besi, Bayi Ditenggelamkan |
![]() |
---|