Berita Viral
NASIB Bocah di Bontang yang Tak Sengaja Tembak Teman Sampai Tewas, Ternyata Niatnya Tembak Tikus
Inilah kondisi terkini seorang bocah di Bontang, Kalimantan Timur, yang tak sengaja tembak temannya hingga tewas.
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Inilah kondisi terkini seorang bocah di Bontang, Kalimantan Timur, yang tak sengaja tembak temannya hingga tewas.
Ternyata peristiwa itu bermula saat sang bocah melihat tikus lewat. Berniat menembak tikus, namun sasarannya meleset.
Mengira senapan angin itu kosong lalu diarahkan ke temannya dan membuat korban kritis yang berakhir meninggal dunia.
Baca juga: DETIK-DETIK Kecelakaan Maut Mobil Terjun ke Jurang Sedalam 100 Meter di Wonogiri, 1 Orang Tewas
Kini bocah itu mengalami trauma yang begitu mendalam.
Peristiwa itu diketahui terjadi di Kampung Selambai, Kelurahan Lok Tuan, Bontang Barat.
Seorang bocah 13 tahun menembak temannya inisial F (15) menggunakan senapan angin hingga nyawanya tak tertolong.
Kapolres Bontang AKBP Alex Frestian Lumban Tobing melalui Kasat Reskrim Iptu Hari Supranoto menyebut, bocah 13 tahun itu kini mengalami trauma usai peristiwa nahas tersebut.
"Makanya kita dampingi khusus. Meski dalam kategori anak berhadapan dengan hukum," kata Hari Supranoto saat dikonfirmasi Tribunkaltim.co, Rabu (10/1/2024).
Terkini, bocah 13 tahun itu sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Namun karena masih di bawah umur, dia tidak ditempatkan di sel penahanan.
Melainkan, kata Supranoto akan ditempatkan dalam suatu ruang khusus sambil diberi pendampingan psikologis.
"Ada perlakukan khusus karena yang bersangkutan masih berstatus anak," kata dia.
Baca juga: INNALILLAHI! Bermain Air saat Arus Deras, Bocah 13 Tahun Tewas Usai Hanyut di Sungai Babon Semarang
Sebelumnya diberitakan, bocah 13 tahun menembak temannya sendiri saat bermain bersama dengan menggunakan senapan angin.
Peristiwa bermula saat bocah 13 tahun itu main game online dengan korban inisial F (15), Senin (1/1/2024) lalu.
Ketika lagi seru-serunya, keduanya diganggu dengan tikus yang lewat.
Melihat tikus tersebut, bocah 13 tahun itu langsung mengambil sebuah senapan angin.
Tujuan awalnya, senapan angin itu hendak dipakai untuk menembak tikus tersebut.
Sayangnya, tembakan bocah itu meleset.
Petaka pun dimulai ketika senapan angin yang dikira kosong, diarahkan ke arah temannya itu.
Peluru pun langsung melesat di kepala F hingga ia harus dilarikan ke rumah sakit.
Nahas, nyawanya tidak dapat diselamatkan usai menjalani perawatan selama tujuh hari di rumah sakit.
Keluarga Ini Tak Sengaja Mengkremasi Jenazah yang Salah, RS Salah Kirim: Terpaksa 2x Upacara
Sebuah keluarga terpaksa harus menggelar dua kali upacara kremasi lantaran kesalahan pihak rumah sakit yang salah mengirim jenazah.
Keluarga tersebut mengaku syok saat mengetahui bahwa jenazah yang baru saja ditangisi sekaligus dikremasi bukanlah jenazah anggota keluarganya.
Jenazah tersebut ternyata merupakan sosok orang lain yang tidak memiliki keterikatan dengan keluarga itu.
Pihak rumah sakit telah mengkonfirmasi akan kesalahan tersebut dan mengakui teledor dalam melakukan pengiriman.
Karena kesalahan itu, keluarga kini harus melakukan upacara kremasi pada jenazah anggota keluarganya yang sesungguhnya.
Mereka tercengang saat mendapati kabar tersebut dari rumah sakit.
Dilansir TribunnewsMaker.com dari Ladbible pada Senin, (11/12/2023), insiden ini terjadi di Rumah Sakit Universitas Grange di South Wales, Australia.
Baca juga: SIAP Dikremasi, Jenazah Nenek 90 Tahun Ternyata Masih Bernapas, Petugas Kaget, Keluarga Tuntut RS
Baca juga: Biaya Kremasi Mahal, Puluhan Jenazah Ditaruh di Sungai Gangga, India, & Malah Disantap Makhluk Ini
Kejadian ini bermula ketika sesosok jenazah yang awalnya dikumpulkan dari kamar mayat di rumah sakit, kemudian dipindahkan ke Krematorium Sirhowy Valley.
Dewan Kesehatan Aneurin Bevan telah meminta maaf atas kesalahan tersebut.
Dewan kesehatan kemudian mengakui kesalahan tersebut dan keluarga tersebut terpaksa mengadakan pemakaman lagi dua minggu kemudian.
Kesalahan tersebut dianggap 'kesalahan manusia yang terisolasi' - dan dewan mengatakan mereka memberikan 'dukungan penuh' kepada keluarga tersebut.
Nicola Prygodzicz, kepala eksekutif Dewan Kesehatan Universitas Aneurin Bevan, mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada South Wales Argus: “Kami benar-benar sedih atas apa yang terjadi pada keluarga tersebut dan kami bertanggung jawab atas insiden terisolasi ini.
“Kata-kata tidak dapat mengungkapkan betapa menyesalnya kami." jelasnya lagi.
“Kami telah bertemu dengan keluarga tersebut untuk memberi tahu mereka sepenuhnya tentang situasi ini dan menawarkan dukungan sebanyak yang mereka butuhkan.” lanjutnya.
Pihak rumah sakit mengaku telah melakukan identifikasi kesalahan.
Kesalahan fatal tersebut menjadi peringatan keras untuk rumah sakit itu.
Baca juga: PENAMPAKAN Kantong Jenazah Berjejer di Depan Gedung Putih AS, Merinding Mirip Pocong: Peduli Gaza!
“Kami mengidentifikasi kesalahan ini melalui proses kami sendiri dan setelah peninjauan awal, kami yakin bahwa ini disebabkan oleh kesalahan manusia saja." jelasnya.
“Namun, kami terus menyelidiki keadaan seputar insiden ini dan kami akan terus memberikan informasi terbaru kepada anggota keluarga selama penyelidikan kami." lanjutnya.
“Tidak ada kata-kata yang dapat kami ucapkan, atau tindakan yang dapat kami ambil, yang dapat memperbaiki keadaan ini. Kami sangat menyesal, dan pikiran serta dukungan penuh kami tetap ada pada keluarga.” bebernya lagi.
Menurut Prygodzicz, dewan kesehatanlah yang pertama kali menemukan kesalahan tersebut.
Mengenai orang pertama yang meninggal, dia mengatakan 'tidak ada keluarga dari pasien lain yang diketahui' sejauh yang diketahui oleh dewan kesehatan.
Saat ini masalah tersebut sedang diselidiki secara internal oleh dewan kesehatan.
Juru bicara krematorium, yang merupakan bagian dari Westerleigh Group, juga mengatakan kepada outlet tersebut: “Kami bangga dapat memberikan perawatan dan dukungan yang luar biasa kepada semua keluarga yang kami layani dan oleh karena itu kami memperlakukan hak privasi mereka dengan sangat serius.
“Kami tidak memiliki izin untuk memberikan komentar apa pun tanpa persetujuan keluarga.” katanya lagi.
Hal ini terjadi setelah anggota parlemen David Davies menuduh Pemerintah Welsh mengabaikan 'masalah organisasi besar-besaran' di Rumah Sakit Universitas Grange.
Menurut Davies, ayah mertuanya yang sudah lanjut usia harus menunggu hampir 27 jam untuk dirawat di The Grange karena cedera tulang belakang.
“Saya menyaksikan secara langsung penundaan dalam mengeluarkan pasien dari ambulans dan masuk ke The Grange.” klaimnya di situs webnya.
“Tentu saja, situasi ini bukan kesalahan para profesional kesehatan atau paramedis kelas satu kita melainkan kegagalan sistematis." ungkapnya.
“Kami dikecewakan oleh mereka yang bertanggung jawab.” jelasnya.
Hingga kini kasus tersebut masih menjadi perbincangan publik.
Diolah dari berita tayang di TribunJakarta.com
| Detik-detik Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Pertama Kali, Warga Curiga Ada Mau Menyengat Tajam |
|
|---|
| Sosok Kakak Beradik di Kendal Ditemukan Lemas di Samping Jenazah Ibu, 28 Hari Tak Makan Apapun |
|
|---|
| Pengakuan Kakak-Adik di Kendal Jateng Tak Makan 28 Hari, Lemas di Samping Jasad Ibu yang Membusuk |
|
|---|
| Penyebab Arjuna Tamaraya Dikeroyok hingga Tewas di Masjid, Padahal Cuma Mau Istirahat Sejenak |
|
|---|
| Warung Bakso Remaja Gading di Solo Ternyata Halal, Ada Kesalahpahaman Saat Penjual Diwawancara |
|
|---|