Berita Viral
Prostitusi Online di Batam Tawarkan Anak di Bawah Umur, Korban Dijual Mucikari Lewat Aplikasi Kencan
Terungkap, prostitusi online di Batam, Kepulauan Riau, tawarkan anak di bawah umur.
Editor: Eri Ariyanto
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Terungkap, prostitusi online di Batam, Kepulauan Riau, tawarkan anak di bawah umur.
Hal itu diungkapkan oleh Jajaran Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Riau.
Lebih mirisnya, korban dari prostitusi online itu ternyata masih anak-anak yang masih berusia di bawah umur.
Baca juga: Biadab! Ayah di Banyumas Setubuhi Anak Tiri 3x Seminggu, Korban Dijadikan Budak Nafsu Selama 6 Tahun
“Pengungkapannya kemarin, di mana petugas menemukan proses penawaran prostitusi melalui salah satu aplikasi.”
Demikian kata Direktur Ditreskrimsus Polda Kepri, Kombes Pol Putu Yudha Prawira dalam acara Coffe Morning, di Batam, Rabu (7/2/2024).
Polisi juga menangkap dua tersangka dalam kasus ini, yakni RE dan RAP. Selain itu, Polisi juga menyelamatkan anak di bawah umur yang telah dijual kepada pria hidung belang.
“Dua pelaku tersebut sudah kami tetapkan sebagai tersangka dan keduanya memiliki peran masing-masing,” kata Yudha.
Yudha menjelaskan, tersangka RE berperan sebagai perekrut. Sedangkan tersangka RAP berperan sebagai penjaja korban di salah satu jejaring aplikasi kencan.
“Kedua pelaku ditangkap Subdit 5 Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Kepri usai kedapatan memperdagangkan anak di bawah umur di Grand I Hotel Batam pada Rabu (26/1/2024)," ujar Yudha.
Polisi menyamar
Yudha mengungkapkan, untuk mengungkap kasus ini, polisi melakukan penyamaran menjadi pria hidung belang.
“Jadi anggota kami terjun langsung ke lapangan dan juga langsung berperan sebagai pelanggan guna memastikan praktik prostitusi di Grand I Hotel Batam tersebut,” ungkap Yudha.
“Dan dari penyemaran tersebut, personel kami diarahkan ke sebuah kamar yang ada di Grand I Hotel Batam tersebut,” tambah Yudha.
Baca juga: MIRIS! Pria di Sumbawa Cabuli Bocah 5 Tahun di Kandang Ayam, Perbuatan Bejatnya Kepergok Tetangga
Kedua tersangka lantas diringkus di kamar 631 Grand I Hotel. Anak di bawah umur tersebut dihargai Rp 600 ribu untuk sekali berkencan.
“Pengakuan pelaku telah menjalani praktik prostitusi ini sejak tahun 2023. Pelaku mengambil keuntungan sebanyak Rp 300 ribu per pelanggan,” sebut Yudha.
“Kedua pelaku terancam pasal berlapis dan terancam hukuman 15 tahun penjara, sementara korban kami serahkan ke pihak keluarganya," kata Yudha.
Kronologi Rumah di Sukabumi Diamuk & Dibakar Warga, Jadi Markas Prostitusi: Ditinggali Wanita Hamil
Jadi markas prostitusi, dua rumah di Sukabumi, Jawa Barat diamuk hingga dibakar warga yang resah dengan adanya kasus TPPO (Tindak Pidana Perdagangan Orang)
Rumah tersebut diketahui ditinggali oleh pria dan wanita yang tidak memiliki ikatan pernikahan atau keluarga.
Mirisnya lagi, wanita tersebut kini tengah mengandung usia tiga bulan.
Kini wanita yang hamil tersebut tak memiliki tempat tinggal setelah rumah tersebut dihancurkan warga.
Sebelumnya warga setempat sudah menegur pemilik rumah tersebut.
Namun, tindak prostitusi pun tetap saja dilakukan dalam rumah itu.
Diketahui, insiden menegangkan ini terjadi di Kampung Neglasari, Kelurahan/Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Baca juga: SOSOK Selebgram ARD Terlibat Prostitusi, Jual Gadis di Aplikasi, Tarif Murah Meriah:Dibekuk di Babel
Baca juga: KRONOLOGI Praktik Prostitusi di Makassar Digrebek, 4 Pelaku Ditangkap, Syok Mucikari Masih Bocah
Rumah tersebut dibakar warga pada Senin (18/12/2023) sore.
Rumah tersebut dibakar karena diduga menjadi tempat prostitusi.
Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede mengatakan rumah tersebut dihuni oleh wanita berinisial Y (36) dan A (45). Keduanya bukan pasangan suami istri.
Menurutnya saat rumah dibakar, Y dalam kondisi hamil tiga bulan.
"Dan memang di dalam (rumah) bedeng tersebut ada laki-laki dan perempuan yang memang tidak dalam keterikatan nikah, dan si Y selaku wanita ini telah mengandung 3 bulan," ujar Maruly.
Maruly mengatakan sebelum kejadian tersebut, warga sudah berkali-kali memperingatkan penghuni rumah untuk tidak melakukan kegiatan prostitusi di rumah tersebut.
Namun peringatan tersebut tidak digubris oleh penghuni rumah.
"Massa yang sudah merasa emosi karena sudah berkali-kali diingatkan dan juga tidak digubris, akhirnya mengambil langkah-langkah untuk menghilangkan tempat tersebut dan akhirnya membongkar," jelasnya.
"Peran daripada Bhabinkamtibmas dan Babinsa dan kepala desa waktu itu mencoba menenangkan masyarakat dan menyelamatkan dua orang, laki-laki dan perempuan yang masih di dalam bedeng tersebut dari amukan masa," lanjut Maruly.
Baca juga: DETIK-DETIK Ketua RT Bongkar Kos-kosan Sarang Prostitusi di Tegal: Tarif Rp50 Ribu: Pesan di Michat
Maruly mengatakan, pihaknya melakukan mediasi terhadap dua orang penghuni rumah bedeng tersebut.
"Jadi memang pada waktu itu dilakukan mediasi pembinaan, dibuatkan surat pernyataan kepada kedua belah pihak agar tidak berbuat lagi dan kemudian dipersilahkan untuk kembali ke keluarganya masing-masing, karena memang yang bersangkutan kedua-duanya sudah dewasa," tutur Maruly.
Rumah tersebut sudah berdiri sejak dua tahun terakhir.
Desas desus dugaan asusila itu terbongkar setelah warga curiga dengan Y dan A yang tinggal di rumah tersebut.
"Kalau kita melihat dari usia kandungan berarti lebih dari tiga bulan dan memang warga ini sudah beberapa kali memergoki, namun tidak terlalu mengambil langkah yang represif, tapi diperingatkan" jelas Maruly.
"Namun masih terjadi akhirnya warga berinisiatif mencoba mendatangi tempat tersebut," kata Maruly.
Jadi tempat prostitusi sejak 5 bulan terakhir
Ketua RT setempat, Maman Suherman membenarkan kejadian tersebut.
Ia mengatakan rumah tersebut dua ada sejak dua tahun lalu.
Namun diduga rumah tersebut dipakai tempat prostitusi sejak lima bukan terakhir.
"Ini ada bangunan liar terkait dengan keresahan masyarakat juga, ternyata di sini digunakan prostitusi." ujar Maman.
"Bangunan ini kurang lebih ada 2 tahunan, cuma untuk dimanfaatkan ada 5 bulan terakhir, ini banyak yang laporan, betul rumah dirobohkan dan dibakar," kata Maman.
Sementara itu, Lurah Cibadak, Budi Andriana mengatakan, awalnya ada warga yang tinggal di rumah tersebut.
Mereka saat ini dipindahkan ke rumah saudaranya.
"Sebetulnya ini bukan pembakaran rumah, siang ada laporan warga terkait tindakan asusila." jelas Budi.
"Memang awalnya ada beberapa warga yang tinggal di sini, tapi tadi sudah dialihkan ke rumah saudara-saudaranya. Kebetulan ini kosong, dijadikan tempat yang memang tidak sepatutnya," ucap Budi.
Diolah dari berita tayang di Kompas.com
Sumber: Kompas.com
| Kucing Pororo Cakar Bobby, Pemilik Panik Ketakutan dan Buru-buru Minta Maaf ke Presiden Prabowo |
|
|---|
| Kronologi Warung Bakso di Solo Diduga Gunakan Bahan Non-halal, Anak Pemilik: Bapak Salah Jawab |
|
|---|
| Video Terakhir Dosen Jambi yang Dibunuh Polisi Dikenang Murid, Suprise Ultah, Wajah Tampak Ceria |
|
|---|
| Tampang Oknum Polisi Terduga Pelaku Pembunuhan Dosen Perempuan di Jambi, Harta Benda Korban Raib |
|
|---|
| Sosok Erni Yuniati, Dosen Cantik Jambi Dibunuh Bripda Waldi karena Ogah Balikan, Lebih Tua 15 Tahun |
|
|---|